Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Laris Dibaca Belum Tentu Layak Baca, Mengapa?

Diperbarui: 14 November 2022   06:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi via Pixabay

Novel online dan segala jenis fiksi instan lainnya yang laris dibaca, laku, dibaca jutaan kali, viral bin clickbait belum tentu layak baca, lho. Mengapa?

"Bukankah yang ditawarkan seringkali adalah yang terbaik?"

"Bukankah yang ada di halaman depan sudah pasti paling recommended?"

Jawabannya, belum tentu.

Berikut ini beberapa 'rahasia umum' atau jawabannya berdasarkan pengalaman pribadi.

1. Kisah-kisah yang ada di halaman utama atau beranda mungkin 'unggulan', namun the truth is, tidak semuanya bagus dan layak baca. Beberapa adalah hasil promosi dari editor atau atas permintaan penulis kepada editor.

2. Kadang judul pemancing klik atau memiliki kata-kata 'panas' yang kira-kira jika ada di depan akan memancing lebih banyak calon pembaca yang akan lebih banyak dipromosikan atau dinaikkan. Taktik bisnis, tentu saja. Tanpa sadar, pembaca digiring dan akan ikut-ikutan membaca.

3. Banyak sekali karya tulis yang jarang dipromosikan atau belum banyak direkomendasikan malah in fact jauh lebih baik atau layak baca!

Jadi, bagaimana cara kita tahu karya itu layak baca?

1 . Menggunakan kata-kata yang natural, mengalir, dan tentunya tidak asal-asalan. Bukan cuma sekadar banyak, menghalu atau mengkhayal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline