Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Mengapa Kerumunan di Indonesia "Bagaikan Piranha"?

Diperbarui: 6 November 2022   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi via Freepik

Lagi-lagi ada  puluhan penonton yang pingsan di konser boyband K-pop/Korea. Heran, mengapa kerumunan di negeri kita bisa sedemikian ganasnya.

Bahkan rencana konser besar beberapa band lain ada yang terpaksa ditangguhkan atau dibatalkan. Masih segar teringat pedihnya Tragedi Kanjuruhan, Itaewon dan masalah yang sama di Konser Berdendang Bergoyang.

Sebenarnya apa salah kerumunan? Terutama di Indonesia saat menonton pertunjukan besar dengan idola yang memang ditunggu-tunggu? 

Pertunjukan artis atau tontonan di stadion memang tidak selalu gratis, bahkan bisa dibilang tiketnya mahal atau sangat mahal. Ingatlah bahwa nyawa kita sebenarnya jauh-jauh lebih berharga daripada berapapun harga tiket.

Belajar tertib yuk, seperti bebek berbaris diangon peternak, walau kiri kanan sepi tetap dalam barisan saja, tak nyelak sana sini.

Jangan juga membiasakan diri bersikap histeris. Mungkin memang sulit menahan diri jika melihat idola, akan tetapi jika kita bisa tertib, bukankah kita akan lebih bisa berinteraksi dengan elegan?

Kita juga harus saling menjaga sesama penonton. Mereka sama-sama berhak dan wajib menyaksikan dengan tenang dan memperoleh kesempatan yang sama.

Antisipasi dari penyelenggara juga diperlukan. Kerumunan adalah sekelompok besar manusia yang tak pernah bisa diprediksi, seberapapun mereka diedukasi.

Jangan sampai kerumunan penonton di Indonesia seperti piranha, serbu mangsa hingga para selebriti luar negeri kapok manggung di sini.

Hanya sebuah opini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline