Lihat ke Halaman Asli

Yang Masih Duduk di Tungku Rokok

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

berlabuh pada tubuh malam, menghabiskan tenaga

di sudut angkringan pinggir perempatan kota

kadang kita berujung di tepian pantai

yang sering kita kunjungi bersama

kita masih duduk di tungku itu

bercumbu dengan aroma nikotin tembakau

dari sebatang rokok yang kita nyalakan,

dan kita hisap bersama, dan habis dimakan api

adakah yang tersisa meski setengah batang?

ataukah hanya seputung dan selembar kertas

yang masih duduk di pinggir tungku, telah menjadi abu

kita telah habiskan rasa pada malam-malam yang lelah

di pinggir tungku itu, kita masih menunggu, segala asap yang datang

akankah ia bisa menjadi hujan yang menyeret kita pada masa silam,

ataukah terjadi badai yang menghanyutkan kita pada amnesia.

Yogyakarta, 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline