Lihat ke Halaman Asli

Konsumsi BBM tahun 2011 Sebesar 41,42 juta Kiloliter

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

JAKARTA-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh menyatakan,"realisasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi per 31 Mei 2011 telah mencapai 15,46 juta kiloliter (KL). Angka itu telah mencapai 40 persen dari target Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2011 sebesar 38,59 juta KL".

"Kami perkirakan konsumsi BBM hingga akhir tahun akan melampaui target menjadi 41,42 juta KL," kata Darwin. lebarnya disparitas harga BBM bersubsidi dan BBM nonsubsidi membuat konsumsi BBM nasional membengkak.

Dalam APBN 2011, konsumsi BBM bersubsidi dianggarkan 38,59 juta KL, yang terdiri dari Premium 23,19 juta KL (63,54 ribu KL per hari), minyak tanah 2,32 juta KL (6,34 ribu KL per hari), dan solar 13,08 juta KL (35,85 ribu KL per hari).

Selain disparitas harga, tingginya konsumsi BBB juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan kendaraan. Realisasi konsumsi Premium per 31 Mei 2011 sebesar 66,16 ribu KL per hari atau 4,1 persen di atas kuota APBN, solar 37,79 KL per hari (5,4 persen di atas kuota), dan minyak tanah 5,16 KL per hari (18,6 persen di bawah kuota).

PT Shell Indonesia juga ikut menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Malah Shell menurunkan harga jualnya hingga Rp 550-Rp 600 per liter, lebih banyak daripada penurunan harga Pertamina yang rata-rata Rp 350 per liter.Perubahan harga BBM nonsubsidi Shell akan efektif pada 31 Mei 2011 pukul 00.01," ujar juru bicara Shell, Budiman Moerdijat.

Harga shell super ron 92 menjadi Rp 8.450 per liter di wilayah Jakarta. Sebelumnya (pada tanggal 16 Mei 2011) harga shell super ron 92 sebesar Rp 9.050. Sementara untuk harga shell super extra berubah dari Rp 9.500 per liter menjadi Rp 8.900 per liter. "Harga jual diesel berubah menjadi Rp 9.200 per liter," kata Budiman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline