Lihat ke Halaman Asli

Film "Hujan Bulan Juni", Penyair Salon dan Anak Muda

Diperbarui: 5 November 2017   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: hiburan.metrotvnews.com

" Aku musafir yang sedang mencari air, kamu sungai yang melata di bawah padang pasir"

Cieee..demikian respon sebagian penonton di salah satu ruang teater bioskop sewaktu saya menonton film "Hujan Bulan Juni". Ini film yang diangkat dari novel sastrawan besar kita, Sapardi Djoko Damono. Awalnya "Hujan Bulan Juni" adalah puisi, lalu berubah menjadi novel, komik, lagu, dan kini menjadi film. Kisah percintaan tokoh Sarwono dan Pinkan dengan tiga latar tempat ; Manado, Jepang dan Solo.

Sebelum film dimulai, saya sempat clingak clinguk kiri kanan. Kursi hampir penuh. Perasaan yang menonton abege semua. Yang berumur hanya beberapa orang. Tentu saya termasuk. Di film ini ada banyak bertaburan potongan sajak Sang Begawan Kata, Sapardi. Saya yakin sebagian abege yang nonton langsung pasang memori kuat-kuat. Keluar dari bioskop mereka langsung tulis pesan di WA atau SMS untuk kekasih. Tentu saja mengutip sajak Sapardi yang bikin baper.

 

Cinta itu menembus apapun

yang tidak bisa dipahami oleh pengertian pinggir jalan.

Cinta adalah ruang kedap suara

Cinta tak bisa disidik dengan kata sekalipun berupa sabda

Cinta beriman pada senyap

Aduh, indahnya...

Atau coba simak yang ini ;

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline