Lihat ke Halaman Asli

Fiksi, Mungkin Selamanya...

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Fiksi, ya kita memang terlalu fiksi. Dalam fiksi ini, tokohnya hanya Aku, dan bagaimana Aku bisa menjadi kita, tanpa adanya dirimu? Bodoh! Haruskah Aku selalu bermonolog sendiri?

Otakku telah berfikir keras, mengubah ide cerita, membongkar rangkaian kalimat, namun tak kunjung Aku dapat menghadirkanmu masuk ke dalam fiksi-ku. Apa ceritaku ini terlalu fiksi? Atau memang Kau yang tak berkenan menjadi bagian dalam fiksi-ku ini? Ah, Kau begitu sulit kutebak, dan begitu Aku mencoba menebak, terkadang itu sedikit menggerus hati.

Kecewa, marah, sedih, cemburu… Apa aku harus kecewa pada cerita-ceritaku yang tak kunjung usai ini? Bukankah cerita ini aku yang menulis? Dan harus menyalahkan diri sendiri? Marah? Pada siapa? Entahlah. Sedih? Ah, biar hatiku saja yang merasakan, yang lainnya tak perlu tahu. Cemburu? Padamu yang (Aku pikir) tak pernah tahu aku merindukanmu? Ahh, cemburu pun aku tak berhak. Aku bukan siapa-siapa. Tentu Kau akan menganggapku bodoh, bila aku marah padamu karena aku cemburu.

Mungkin kau jenuh, ahh entahlah, dalam dirimu begitu banyak tanda tanya, dan kau jugalah yang menyimpan kunci jawabannya. Apakah dirimu itu terlalu fiksi? Hingga aku sendiri sulit mengajakmu masuk ke dalam fiksiku. Ini hanyalah fiksi.

Terkadang aku sangat tertarik untuk menyapamu, aku selalu ingin berdialog kecil denganmu, seperti dulu. Namun seperti dulu juga, kau selalu menggantungkanku saat aku mulai berani menyapamu. Sikap dinginmu membuatku beku, seolah menantangmu bahwa aku juga bisa tegar terhadap sikap dinginmu, dan saat menatap mata dan senyum hangatmu, dinding es yang susah payah aku bangun itu mecair seketika, membuatku harus bersikap lemah.

Ini hanya fiksi. Betapa aku ingin tokoh dalam fiksiku ini adalah kita, tanpamu aku hanya bisa bermonolog. Apa ini terlalu fiksi untuk sekedar menghadirkanmu disini?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline