Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Hikmah Azan di Tengah Fenomena Islamofobia

Diperbarui: 25 Juni 2021   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah fenomena islamofobia, hendaknya azan dilakukan dengan suara yang merdu dan nyaring (unsplash.com/Artur Aldyrkhanov)

"Mengapa sih azan harus disuarakan dengan keras? Tuh lihat di masjid atau mushola kampung. Setiap kali masuk waktu salat semuanya seolah berlomba menyuarakan azan paling keras,"" tanya Joni pada temannya, Ahmad.

""Namanya juga panggilan ibadah. Tidak mungkin dilakukan dengan berbisik-bisik,"" jawab Ahmad.

""Ya, tapi kan tidak perlu disuarakan keras-keras pakai toa masjid. Lagipula, tidak semuanya yang tinggal di kampung atau perumahan itu muslim. Ditambah, sekarang semua orang sudah tahu jadwal waktu salat."

""Begini Jon. Karena aku bukan ahli agama yang pandai beretorika, kuberi perumpamaan saja ya. Kamu pernah naik pesawat terbang kan?""

"Pernah, apa hubungannya dengan azan?"

""Sabar. Jawab saja pertanyaanku, nanti pertanyaanmu akan terjawab dengan sendirinya. Kalau naik pesawat terbang, otomatis kamu pernah ke bandara kan?""

"Ya iya lah. Pertanyaanmu makin aneh saja, Mad," kata Joni kesal.

"Sewaktu di bandara, pernah enggak kamu mendengar pengumuman boarding pesawat?" tanya Ahmad tak menghiraukan kekesalan Joni.

"Pernah!"" Jawab Joni ketus.

"Sekarang kamu pikir sendiri, mengapa waktu boarding pesawat diumumkan keras-keras. Padahal belum tentu yang sedang diumumkan itu boarding pesawat yang hendak kamu tumpangi?""

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline