Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Sukanya Ikut THR Kompasiana, Ya Waktu Menang Hadiah Utama

Diperbarui: 8 Mei 2021   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersama Dimas Agung Satrio (kiri) dari Kompasiana saat menerima hadiah utama Samber THR Kompasiana 2019 (dok. Kompasiana)

Namanya juga kompetisi, sukanya ya pas jadi juara alias menang lomba. Apalagi ketika tahu hadiah utamanya lumayan besar: sepeda motor matic!

Itulah yang kurasakan saat aku berhasil memenangkan hadiah utama Samber THR Kompasiana 2019. Sewaktu diberi tahu teman-teman di grup komunitas Bolang Kompasiana, perasaanku antara percaya dan tidak percaya. Benar gak sih?

Berulang kali aku membaca artikel pengumuman daftar pemenang, nama yang tercantum di sana tetap tidak berubah. Alhamdulillah, puji syukur langsung kupanjatkan ke hadirat Tuhan Maha Pemberi Rezeki. 

Itu sukanya. Bagaimana dengan dukanya? Banyak lah. 

Samber THR Kompasiana Kompetisi Blog Paling Menguras Energi

Sekalipun aku sudah beberapa kali memenangkan lomba blog atau lomba menulis, namun menurutku menjadi pemenang di kompetisi blog Samber THR Kompasiana rasanya sangat istimewa. Bukan karena hadiahnya yang besar, tapi lebih karena tantangan dan tingkat kesulitannya.

Jika dalam lomba blog lain pesertanya hanya diminta menulis satu tema dengan deadline tanggal tertentu, di Kompasiana pesertanya harus bisa menulis dengan beragam tema yang deadline-nya setiap hari selama satu bulan penuh. Di Samber THR Kompasiana 2019, peserta harus mampu menulis 33 hari nonstop, tidak boleh absen sehari pun.

Hanya peserta yang memiliki ketahanan fisik, ketahanan mental dan juga kreativitas ide yang luar biasa saja yang bisa bertahan sampai akhir kompetisi. Mungkin dari ratusan penulis di Kompasiana yang ikut, hanya tersisa puluhan Kompasianer yang bisa bertahan menulis sampai batas terakhir.

Awalnya, sembari mengharap hadiah utamanya (aduh, siapa sih yang gak ngiler bisa dapat sepeda motor matic?) niatku mengikuti kompetisi ini cukup suci nan mulia: ingin belajar menulis konsisten, menambah jaringan pertemanan, mengasah keterampilan menulis dan menyebarkan virus literasi.

Tapi, seiring berjalannya waktu, niat suci ini mulai diuji. Di minggu pertama kompetisi, menulis satu artikel setiap hari dengan tema yang berlainan bisa dilakukan dengan lancar. Banyak waktu luang di sela-sela menjalankan ibadah puasa sehingga aku bisa memikirkan dengan baik ide-ide tulisan sesuai tema yang diajukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline