Lihat ke Halaman Asli

Himam Miladi

TERVERIFIKASI

Penulis

Berpulangnya Sang Legenda Tameng Gawang Indonesia, Maulwi Saelan

Diperbarui: 11 Oktober 2016   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: bolabanget.com

Indonesia hari ini kehilangan seorang tokoh yang penuh kenangan sejarah. Baik sejarah politik, maupun sejarah sepakbola. Maulwi Saelan, sesepuh Paspampres, mantan kiper timnas Indonesia, dan mantan Ketua Umum PSSI, hari ini meninggal dunia.  Dalam rilis resmi PSSI melalui akun twitternya, Maulwi Saelan meninggal dunia di usia 90 tahun setelah satu bulan lebih menjalani perawatan di rumah sakit Pondok Indah Jakarta. "Bapak masuk rumah masuk rumah sakit bertepatan pada hari raya Idul Adha. 

Awalnya beliau tidak langsung masuk ke ruang ICU, tapi di kamar biasa. Tapi belakangan tim dokter memindahkannya ke ICU untuk keperluan pengambilan cairan di paru-paru," cerita Asha Saelan putra keempat Maulwi Saelan saat dikontak Bola.com pada Senin (10/10/2016) malam.

Hanya sejarawan bodoh yang tidak mengenal nama Maulwi Saelan, dan hanya tokoh sepakbola paling bodoh yang tidak tahu nama Maulwi Saelan. Begitulah sebuah kalimat yang pernah ditulis seorang penulis dan jurnalis indonesia. 

Dalam diri Maulwi Saelan, banyak tersimpan cerita sejarah. Beliau adalah salah satu komandan pasukan Tjakrabirawa, cikal bakal dari Pasukan Pengamanan Presiden yang sekarang. Akibat pemberontakannya di tahun 1965 yang dipimpin oleh Kolonel Untung, banyak anggota Tjakrabirawa terkena getahnya, padahal mereka tidak mendukung pemberontakan tersebut, salah satunya adalah Maulwi Saelan. 

Meski tidak terlibat, toh nama Maulwi Saelan dan pasukan Tjakrabirawa sempat tabu untuk dibicarakan di masa orde baru. Pada akhirnya, nama baik Maulwi Saelan dipulihkan dan didaulat menjadi sesepuh Paspampres pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sejak saat itu, setiap ada anggota Paspampres baru (rotasi anggota), para Paspampres ini pastilah wajib sowan ke Pak Saelan untuk meminta nasihat dan petuah-petuah.

Di lingkup sepakbola, Maulwi Saelan tak hanya menjelma sebagai legenda. Namun, dia adalah seorang pahlawan. Aksi heroiknya kala mengawal gawang timnas Indonesia saat melawan Uni Soviet di Olimpiade Melbourne 1956 benar-benar tidak dapat dicari tandingannya. Tangannya menjelma bak sebuah tameng yang berjibaku menahan tendangan-tendangan pemain kelas dunia dari Uni Soviet. 

Indonesia akhirnya bisa menahan imbang raksasa sepakbola dunia saat itu. Dan, inilah satu-satunya prestasi pertandingan timnas sepakbola Indonesia yang mendunia. Mengenai pertandingan tersebut, Saelan mengenang, "Saya jatuh bangun menahan gelombang serbuan beruang merah. Pokoknya, kami bertekad tidak menyerah.

 Waktu itu masih belum ada peraturan, kalau hasil pertandingan draw, harus dilakukan sudden death tendangan penalti." Persis 36 jam kemudian pertandingan diulang. Tim Indonesia yang sudah diremukkan (dua pemain cedera pada pertandingan pertama), kalah secara terhormat kepada Uni Soviet dengan angka 0-4 dalam pertandingan ulangan.

Hidup adalah pengabdian. Maulwi Saelan telah membuktikannya dengan menumpahkan pengabdian dalam beragam bidang. Usai tak lagi beraksi di lapangan hijau, Maulwi Saelan masih terus berkecimpung di dunia sepakbola Indonesia. Beliau akhirnya dipercaya menjabat ketua Umum PSSI periode 1964-1967. Hingga menjelang kepulangannya di hadapan sang Khaliq, Maulwi Saelan adalah sesepuh sepakbola Indonesia yang masih sangat besar kepeduliannya pada kondisi sepakbola indonesia yang begitu memprihatinkan. 

Selamat jalan, Tameng Gawang Sepakbola Indonesia.

sumber 1 & sumber 2




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline