Lihat ke Halaman Asli

Kimia Pemisahan

Diperbarui: 27 Maret 2024   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://syaf.co.id

DESTILASI

* Distilasi adalah suatu cara pemisahan larutan dengan menggunakan panas sebagai pemisah atau "separating agent". Jika larutan yang terdiri dari dua buah komponen yang cukup mudah menguap, misalnya larutan benzena-toluena, larutan n-Heptan dan n-Heksan dan larutan lain yang sejenis didihkan, maka fase uap yang terbentuk akan mengandung komponen yang lebih menguap dalam jumlah yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan fase cair.
Jadi ada perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini merupakan syarat utama supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan. Kalau komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan.

Dasar  pemisahan  pada  destilasi  adalah  perbedaan  titik  didih  komponen  cairan  yang  dipisahkan  pada   tekanan  tertentu. Penguapan  diferensial  dari  suatu  campuran  cairan  merupakan  bagian  terpenting  dalam  proses  pemisahan  dengan  destilasi, diikuti  dengan  penampungan  material  uap  dengan  cara  pendinginan  dan  pengembunan  dalam  kondensor  pendingin-air.

Mempelajari  proses  pemisahan  dengan  teknik  destilasi  mesti  dipahami  bahwa  semua  molekul  dalam  fasa   cair  memilika dinamika pergerakan  yang  konstan. Pembangkitan  tekanan  internal  dan  kecenderungan  molekul  lepas  dari  permukaan  dalam bentuk  uap, tergantung  pada  karakteristik  cairan. Tekanan  uap adalah  ukuran  kecenderungan  terlepasnya  molekul  dari  permukaan cairan, tekanan  uap  cairan  adalah  sifat  dari  cairan  itu  dan  tidak  tergantung  pada  komposisi  fasa  uap. Peningkatan  temperatur akan  meningkatkan  pergerakan  molekul  fasa  cair  sehingga  mempercepat  proses  terlepasnya molekul.

* Volatilitas adalah kecenderungan suatu zat untuk menguap. Zat yang mudah menguap memiliki kemampuan untuk masuk ke fase uap. Hal ini dapat terjadi selama pemanasan atau tanpa pemanasan. Volatilitas dan tekanan uap suatu zat saling berhubungan. Jika volatilitasnya tinggi maka tekanan uapnya juga tinggi. Sebaliknya, jika volatilitasnya rendah, maka tekanan uapnya pun rendah. Biasanya cairan bersifat mudah menguap. Mereka cenderung masuk ke fase uap dengan cepat. Misalnya aseton, heksana, kloroform adalah cairan yang mudah menguap dan cepat menguap. Apalagi ada beberapa padatan yang bisa langsung masuk ke fasa uap tanpa melalui fasa cair.

Zat non volatil adalah zat yang tidak dapat menguap dengan cepat. Mereka tidak memiliki tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu dan tekanan ruangan normal. Selain itu, zat yang tidak mudah menguap sebagian besar akan berbentuk padat pada suhu ruangan. Misalnya natrium klorida, perak nitrat merupakan senyawa yang tidak mudah menguap. Terlebih lagi, ketika senyawa nonvolatil bercampur dengan cairan yang mudah menguap seperti air, senyawa tersebut mudah dipisahkan melalui penguapan. Kemudian cairan yang mudah menguap akan menguap meninggalkan padatan yang tidak mudah menguap di dasar wadah.

BERIKUT RANGKAIAN ALAT DESTILASI

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI DAN PERSEN EKSTRAKSI

* Menurut Soebagio (2002:34), menurut hukum distribusi Nerst, bila ke dalam kedua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek solut akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah di kocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi. Koefisien distribusi dinyatakan dengan berbagai rumus sebagai berikut :
KD = atau KD =
dari rumus tersebut  jika harga KD besar, solute secara kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organik begitu pula sebaliknya. Rumus tersebut hanya berlaku bila:
a. Solute tidak terionisasi dalam salah satu pelarut
b. Solute tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut
c. Zat terlarut tidak dapar bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi- reaksi lain.

* Menurut Pudjaatmaka (2002:312-213). Hukum distribusi merupakan hukum pembagian jumlah molekul menurut tingkatan energinya atau secara umum distribusi adalah jumlah cara untuk merealisasikan pembagian (distribution law). Tujuan ekstraksi yaitu untuk menarik atau memisahkan senyawa dari simplisia atau campurannya. Pemilihan metode dilakukan dengan memperhatikan senyawa, pelarut yang digunakan serta alat yang tersedia. Metode ekstraksi yang umum digunakan adalah maserasi dan refluks (Hanani, 2017).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline