Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Politisi Berusia Lebih 50 Tahun Pakailah Diapers Dewasa Kalau Kampanye Lebih Dua Jam

Diperbarui: 25 September 2018   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diapers dewasa (dok.pri)

Kampanye damai atau kampanye rusuh sekalipun yang terpenting diperhatikan oleh para politisi calon apapun yang sudah berusia diatas 50 tahun adalah masalah perkemihan.

Udara saat kampanye di siang hari yang panas membuat para peserta atau si calon kepanasan dan banyak minum, akhirnya mungkin saja banyak kencing.

Apalagi kalau politisi laki-laki yang memiliki beberapa penyakit kronis seperti pembengkakan prostat jinak (BPH), hipertensi,sakit jantung dan diabetes melitus (DM), maka frekuensi buang air kecil (BAK) ini tambah sering, baik akibat obat, maupun karena gejala penyakitnya sendiri.

Memang benar di kampanye terbuka panitia selalu diharapkan siap toilet umum yang "mobile", tetapi itu biasanya harus antri, padahal si politikus penting sudah "kebelet pipis level 10" , apa jadinya? Pasti orang awam yang dianggap tidak terlalu penting harus digedor-gedor mempercepat buang hajat, karena tokoh penting ini tidak mungkin berbasah-basah ria celananya saat kampanye, akan memalukan kalau disiarkan di media sosial oleh calon rakyatnya.

Untuk wanita, mungkin diabetes melitus dan gangguan syaraf perkemihan paska stroke yang membuat BAK tidak tertahan, sering atau tidak disadari (inkontinentia urin). 

Sementara yang laki-laki, mungkin perlu diwaspadai penyakit BPH yang gejalanya mirip gambaran diatas ditambah gejala kencing tidak lampias, serasa ada yang masih tertinggal. Obat untuk BPH ini yang utama adalah obat pengatur syaraf otonom di saluran kemih misalnya golongan penghambat reseptor alfa dan tentu saja diapers dewasa diperlukan kalau harus mengikuti acara lebih dua jam sambil berdiri pula.

Sehingga tidak perlu lagi adegan penggedoran toilet umum oleh politisi khusus yang dapat saja menimbulkan kesan semena-mena kepada masyarakat, padahal masalahnya "kebelet" tetaplah kedaruratan bagi yang punya "hajat".

Dari FB Kompal




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline