Lihat ke Halaman Asli

Ditegor

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku telah berulang kali ditegor Tuhan

Mobilku pernah diberhentikan Pak Polisi

ketika aku dan istriku di Ambarawa

terburu-buru menjemput anak kami dari sekolah di Salatiga

Setelah melihat KTP ku, Pak Polisi bilang:

“Sebagai dosen harusnya Bapak memberi teladan

tidak melanggar  marka jalan.

Kepatuhan menyangkut nyawa kita atau nyawa orang lain”

Pada kesempatan lain di Prambanan,

aku ditilang Pak Polisi

Membayar beberapa puluh ribu rupiah karena kesalahan serupa,

melanggar marka jalan

Tegoran Tuhan meningkat

ketika aku mendahului truk di jalan raya Kartasura

hampir bertabrakan dengan bus kencang dari depan

banting stir ke kiri senggol bumper truk yang baru mau kulewati

Tuhan masih mengasihiku,

mobilku tidak terbalik,

hanya tergores oleh bumper truk yang kulewati

Supir truk meminta ganti rugi,

aku harus merogoh kocek sekian puluh ribu

Aku masih belum sadar juga

Suatu kali aku melewati sepeda motor ke arah Kopeng

Dari hadapanku menurun sebuah mobil dengan kencang

Aku mepet ke kiri membuat pengendara sepeda motor harus menepi

Aku sadar BBM mobilku tinggal sedikit

Dengan tenang aku isi solar di SPBU simpang Kalipancur

Pengendara sepeda motor menghampiriku, memakiku:

“Sudah ubanan, masih ngebut”

Aku malu setengah mati

Sejak peristiwa itu aku menjadi hati-hati

Aku tidak perlu menunggu ditegor dengan tegoran berat,

toh sudah mendapat tegoran berkali-kali




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline