Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Puisi: Di Bahu Bapak

Diperbarui: 8 September 2021   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar untuk puisi: Di Bahu Bapak dari freepik.com 

Di bahunya
Bapak bercocok tanam.

Irama ayunan cangkulnya
menjadi kebun yang subur dan hijau.
Aneka palawija dan sayur-sayuran tumbuh di sana
untuk memberi makan kami semua.

Ajaibnya
kebun Bapak tidak pernah dilanda kemarau
hujan selalu cukup sepanjang tahun
sehingga kami tidak pernah kekurangan pangan.

Kini bahu Bapak sudah tua.

Kami telah menggantikannya bercocok tanam
di bahu kami masing-masing.

Kami jadi mengerti
keringat yang jatuh dan sesekali air mata
itulah yang diubah jadi curah hujan sepanjang tahun oleh semesta.

Hanya saja Bapak masih setia mengayunkan cangkul
seperti yang kini kami lakukan.

Kami pun belajar
irama ayunan cangkul bukan hanya untuk menumbuhkan aneka pangan
di bahu Bapak
di bahu kami
atau di bahu anak-anak kelak
tapi juga cara kami bersyukur kepada Sang Pemilik Kehidupan.

--- 

kota daeng, 8 September 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline