Lihat ke Halaman Asli

Pical Gadi

TERVERIFIKASI

Karyawan Swasta

Mengecup Keabadian

Diperbarui: 5 September 2016   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar dari: pinterest.com

Saat matamu terpejam, tertidur dalam, dan jiwamu nyaris menyentuh awan-awan, pandanglah ragamu yang rapuh di bawah sana. Dia terkapar tanpa sekat dan tanpa perlindungan. Makhluk-makhluk malam sanggup mengendus darah perawannya dari jarak puluhan mil. Mereka dengan senang hati mereguknya. Peri-peri hitam pun bersembunyi menunggu lampu kamar dipadamkan sebelum memangsanya.

Tapi saat itu terjadi tak usah takut, toh jiwamu ada di atas sini di antara langit. Mereka makhluk-makhluk yang menggerayangi bumi seperti ular beludak. Mereka tidak bisa menyentuhmu.

Mari aku antar ke langit ke tujuh, tempat matahari tidak pernah terbenam agar kamu tidak perlu takut lagi pada malam. Tempat tanpa raga yang rapuh, hanya taman bunga untuk jiwa-jiwa yang memilih  jalan keabadian.  Tempat pelangi dapat berpendar tanpa menunggu hujan menyapa lebih dahulu. 

Lalu aku akan mengantarmu ke sungai kebijaksanaan tempat setiap peri dan manusia menemukan arti dari nama-nama mereka. Kamu penasaran, bukan?

Apa?

Kamu lebih memilih di bawah sana? Di tempat yang fana dan penuh kepahitan? Di tempat malam berbagi tahta dengan siang?

Baiklah.

Kamu memang masih manusia sejati.

Dosa-lah yang membuat duniamu tetap berputar. Dan sayang sekali, kamu tidak dapat menemukannya di atas sini.

---




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline