Lihat ke Halaman Asli

Cerita Kita - Marry with me

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

oleh Phalosa Aini pada 9 Januari 2012 pukul 10:24 ·

Marry with me

oleh phalosa aini

“Maafkan aku Nad, aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita,” ujarmu di seberang telfon.

Kata – kata itu seakan menghentikan denyut jantungku. Hingga kini masih terngiang di telinga. Menghantui setiap jengkal langkahku. Aku semakin tersiksa. Andai waktu bisa kuputar ke masa silam. Andai aku tidak pernah kenal dengan dia. Ah… Steven. Orang yang kusayang beberapa tahun ini. Mendadak mengakhiri kisah cintanya denganku. Tiada angin tiada hujan semuanya terjadi secara tiba-tiba.

Aku tidak habis pikir kenapa ini terjadi. Janji untuk menikahiku akhir tahun ini pupus. Hilang diterbangkan angin seiring menghilangnya dia dari kehidupanku.

“Sudahlah Nad, kamu nggak boleh larut dengan keadaan ini. Mulai sekarang kamu harus bisa menghapus semua kenanganmu bersama dia,” ujar Ewild menyemangatiku.

“Tapi aku tidak percaya ini terjadi Wild. Memutuskan hubungan ini. Semudah itukah dia melupakan janjinya? Semudah itukah Wild?”

Wild merangkul pundakku.

“Kamu harus bangkit Nad, aku yakin kamu bisa menemukan seseorang yang sangat menyayangi kamu. Percaya padaku!”

Ewild mencoba menenangkanku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline