Lihat ke Halaman Asli

Phadli Harahap

TERVERIFIKASI

Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Tidak Usah Mengucapkan Selamat kepada Jokowi-Amin

Diperbarui: 22 Mei 2019   04:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo. Sumber Foto: Fanpage Presiden Joko Widodo

Pagi-Pagi selepas mengantar anak ke sekolah, saya terhenyak menerima pesan via whatsApp dari seorang teman, "Bro, masa gue dimarahin teman di grup gara-gara ngucapin selamat buat Jokowi-Amin. 

Terhenyaknya saya karena kok teman saya itu berani-beraninya memberi selamat di grup yang mayoritas pendukung Prabowo-Sandi. Itu namanya minum air tuba, ketika susu tak terbeli. 

Saya menyampaikan pesan padanya, "Sudahlah bro, kalau sudah menang ya kita makan-makan saja. Bukber gitu enggak usah malah diucapin di group." Alhamdulillah-nya, teman saya mengamini ajakan saja. Mumpung dia merasa gembira, kan lumayan dapat bukber gratis. 

Bagi saya, kemenangan Jokowi-Amin dalam Kontes Pemilihan  Presiden 2019-2024, sebaiknya tidak usah memberi selamat di group whatsApp seperti teman saya lakukan itu. Karena bakal membuat pendukung Prabowo-Sandi gundah gulanah enggak karuan. Apalagi pendukung kedua kubu sama-sama ingin jagoannya menang. Ketika salah satu Capres kalah, maka tak heran ada seseorang atau kelompok yang merasa kesal. Bagaimana pun kalah itu tidak menyenangkan. 

Rayakan kemenangan Pilpres cukup dengan berdoa semoga mereka menjadi pemimpin yang baik. Kalau mau dirayakan cukup bersama teman-teman sesama pemilih Jokowi-Amin saja. 

Bukan rahasia lagi kan, Pemilihan Presiden 2019 telah membuat suasana antara pendukung menjadi panas. Apalagi setelah quick count, kedua belah pihak pendukung saling klaim kemenangan.

Persoalannya dalam proses perhitungan suara yang dilakukan KPU, ada begitu banyak riak-riak politik yang semakin membuat suhu semakin panas. Tudingan KPU curang, Bawaslu kerja tak maksimal, ditangkapnya beberapa tokoh politik, hingga adanya permintaan perhitungan dihentikan menimbulkan gejolak secara sosial. 

Netizen saling serang dan menjadikan Pilpres bak arena peperangan dunia maya. Saling tuding, saling caci, hingga lupa kalau orang atau kelompok yang berlawanan tersebut nyatanya adalah sama-sama rakyat jelata. 

"Rayakan kemenangan Pilpres cukup dengan berdoa semoga mereka menjadi pemimpin yang baik."

Tidak memperoleh keuntungan langsung kalaupun jawaranya menang. Kalau Prabowo-Sandi atau Jokowi-Amin menang justru orang-orang-orang di ring satu alias Tim Pemenangan dalam TKN (TIM Kampanye Nasional) dan BPN (Badan Pemenangan Nasional) yang bakal kecipratan rejeki. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline