Lihat ke Halaman Asli

Ibu Yati (mungkin) mengalami Denial of Pregnancy

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Minggu kemarin, saya baru saja menonton berita tentang ibu yang melahirkan tanpa hamil. Saya juga membaca berita yang sama di online kompas. Fenomena yang aneh ini mengundang beberapa komentar mistis dan ajaib dari pembaca kompas. Setelah membaca komentar-komentar yang rada “miring” itu, jadi miris rasanya mengetahui di zaman sekarang tidak ada yang tanggap bagaimana menjelaskan fenomena ini secara ilmiah sehingga ada orang yang menginterpretasikan kepada hal-hal magis. Terlepas dari pengakuan ibu Yati yang menyatakan menghasilkan buah hatinya tanpa suami, kasus orang melahirkan tanpa hamil sudah sering saya dengar.

Dilihat dari sisi kehamilannya yang tidak kelihatan karena perut tidak kunjung besar dan tetap datang bulan, kemungkinan ibu Suyati mengalami fenomena yang disebut sebagai denial of pregnancy. Akibat keadaan tidak “aware” ini, banyak wanita yang mengira bahwa dirinya hanya sakit perut dan tiba-tiba melahirkan di jalan, di toilet, atau di rumah tanpa bantuan medis. Lantas apa itu denial of pregnancy? fenomena ini didefinisikan sebagai keadaan dimana ibu hamil tidak menyadari bahwa dirinya hamil atau keadaan menolak adanya kehamilan. Ciri-ciri denial of pregnancy adalah tubuh yang tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Diantaranya: tidak adanya kenaikan berat badan, perut tidak membesar, ibu tidak merasakan pergerakan bayi diperut, dan adanya perdarahan seperti mens setiap bulan. Mengapa hal ini terjadi? Penyebab jelasnya sampai saat ini belum ditemukan, tetapi sudah ada titik terang bahwa hal ini berhubungan dengan keadaan psikologis ibu hamil tersebut. Seorang ibu akan “hamil sempurna” apabila ia hamil secara fisiologis dan psikologis

Saya bukan dokter meski saya punya latar belakang dari dunia kesehatan. Kejadian yang saya lihat mengingatkan saya pada beberapa reportase yang saya tonton di beberapa saluran TV di Perancis. Reportase ini sengaja dibuat olehasosiasi denial of pregnancy (Association Française pour la Reconnaissance du Déni de Grossesse) di Perancis agar publik mengetahui bahwa ada fenomena ini yang bisa terjadi pada ibu hamil. Studi yang dilakukan oleh seorang paedo-psychiatrist bernama Dr N. GRANGAUD menyimpulkan bahwa tanda-tanda kehamilan ditunjukkan bila secara psikologis sang ibu sadar bahwa dirinya sedang hamil. Setelah sang ibu mengetahui dirinya hamil, secara otomatis sang bayi tumbuh dengan posisi normalmelintang ke depan yang membuat perut ibu kelihatan besar. Sedangkan pada kasus dimana ibu tidak sadar sama sekali atau baru sadar bahwa dirinya telah hamil setelah 5 bulan ke atas (disebut sebagai semi denial pregnancy), sang bayi berada pada posisi terlentang lurus searah tulang punggung dengan cara menggunakan rongga tubuh sang ibu. Saya sangat takjub melihat penjelasan di tv mengenai posisi bayi dari ibu yang hamil “normal” dan ibu dengan denial.

Fenomena ini masih menjadi penelitian serius di Perancis karena korban dari denial tidak memandang usia atau situasi kehamilan (apakah anak pertama atau bukan, anak hasil hubungan gelap atau bukan, dsb). Berdasarkan hasil studi para ahli di rumah sakit bersalin Denain et Valenciennes- Perancis, dari 2550 ibu hamil yang dirawat di rumah sakit tersebut, terdapat 56 ibu menjadi korban denial of pregnancy. Denial of pregnancy dikategorikan sebagai patologi yang berhubungan dengan keadaan psikologi seseorang, karena pada beberapa kasus, hal ini menyebabkan infanticide (percobaan pembunuhan pada anak). Kasus ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Perancis tapi juga di Indonesia, dimana si ibu membuang anaknya beberapa saat setelah melahirkan. Pada kasus ibu yang mengalami denial of pregnancy, sang ibu membuang anak karena tidak menyadari bahwa yang baru dilahirkannya adalah “bayi”. Hal ini merupakan salah satu efek dari penolakan diri ibu karena tidak mengetahui dirinya hamil. Untuk membuktikan apakah penyebab kasus ini benar murni karena denial of pregnancy atau murni karena infanticide (praktek pembunuhan anak), biasanya dilakukan tes psikologi.

Mungkin karena fenomena ini masih belum rampung diteliti oleh para ahli (paedo-psikiatrist dan gynecologist), denial of pregnancy belum pernah disosialisasikan pada masyarakat umum di Indonesia. Besar harapan saya agar para ahli di sini merasa tertarik untuk mendalami gejala ini dan dapat menjelaskan kejadian denial pada ibu hamil pada publik.

Selamat mencari tahu lebih dalam,

P'tite Courgette




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline