Lihat ke Halaman Asli

Aam Permana S

ihtiar tetap eksis

Si Kabayan Akhirnya Sedia Divaksin.....

Diperbarui: 17 Agustus 2021   13:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pagi itu cukup cerah. Ketika Si Kabayan selesai mandi jam 08.00, matahari bersinar tanpa terhalang awan setitik pun. Sinarnya hangat. Sehangat koyo.

Si Kabayan keluar rumah sambil bersiul. Lagunya, "Di Radio", lagu lama Gmbloh. Ia mengenakan celana panjang hitam komprang, kaos putih dan kepala ditutup ikat kepala khas Sunda; iket. Ia akan berjemur di halaman rumahnya.

"Beeeb, akang bikinin kopi ya. Kopi hitam dengan gula merah asli. Ditunggu di halaman ya, Beeeb!" katanya kepada bebebnya, Nyi Iteung yang sedang berada di dapur.

Bebeb Iteung mendengar dari dapur. Sebagai istri yang patuh dan setia, segera ia menyeduh kopi. Tak lama berselang, ia bahkan sudah berjalan ke arah Kabayan dengan membawa secangkir kopi.

Kabayan senang. "Makasih, Beb," candanya seraya menerima secangkir kopi hangat dari istrinya.

"Bebeb, bebeb, kayak ABG pacaran saja akang mah," tukas Iteung. Tapi dia tampak senang juga.

"His, kita jangan kalah sama ABG atuh, Beb. Memanggil nyai mah sudah bukan jamannya," katanya.

"Ya, bagaimana akang saja lah. Terserah. Asal jangan panggil Iteung neneng saja."

"Kan neneng juga bagus atuh, Beb?"

"Ngak mau. Iteung takut kayak Si Memey. Janda itu. Gara-gara dipanggil neneng sama suamianya, dia jadi senang selingkuh."

Kabayan tertawa senang. "Hus, jangan kalau seperti dia mah," katanya. Kabayan juga tahu Memey. Senang selingkuh. Gara-gara suka selingkuh, dia sudah janda dua kali. Padahal masih muda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline