Lihat ke Halaman Asli

Perbedaan di Kalangan Remaja

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Perbedaan, sepertinya menjadi topik yang sangat sering dibicarakan karena melihat begitu banyak masalah yang muncul dari perbedaan. Apalagi kalau sudah membahas tentang perbedaan suku dan perbedaan agama, seakan masyarakat begitu sensitif olehnya, terutama generasi muda yang mayoritas masih memiliki sifat ke-suku-an. Maka dari itu, dengan tulisan ini saya ingin mengajak kamu, khususnya para remaja, untuk membuka pikiran dan hati kita agar kiranya kita bisa menerima perbedaan yang ada di sekitar kita dengan baik.

Sebagai seorang remaja, tentunya saya mengerti akan gejolak kehidupan remaja karena saya sendiri juga pernah mengalami apa yang remaja alami. Mungkin bagi remaja yang tinggal di perkotaan, perbedaan suku dan agama hampir tidak ada, mereka bebas mau bergaul dengan siapa saja yang mereka mau. Berbeda dengan remaja yang tinggal di desa, prinsip ke-suku-an itu masih terasa kental. Mereka cenderung bergaul dan berkelomok dengan sesama suku atau sesama agama saja, hal seperti ini yang kerap memicu terjadinya perselisihan antar pemuda desa yang satu dengan pemuda desa yang lain, atau pemuda suku yang satu dengan suku yang lain, hingga terjadilah bentrok antar desa atau antar suku.

Sebenarnya hal-hal seperti itu bisa dihindari jika para remaja mau menerima perbedaan dan memiliki toleransi yang tinggi. Dengan bergaul tanpa harus memandang dia berasal dari suku apa, agamanya apa, bahasanya apa, beribadahnya bagaimana, hal-hal itu harus kita kesampingkan. Bukankah kita sama–sama tinggal di Indonesia, bukankah kita sama–sama makhluk ciptaan Tuhan?

Kita seharusnya bangga dengan perbedaan yang ada, karena perbedaan inilah Indonesia dikenal dunia sebagai negara yang kaya dengan keanekaragaman suku, bahasa, budaya dan adat–istiadatnya. Perbedaan suku tidak seharusnya menjadikan kita mengkotak–kotakkan diri ke dalam kelompok tertentu, tidak ada dinding pemisah yang membedakan pemuda yang satu dengan pemuda yang lain, kita diciptakan untuk bersama meski kita tidak sama. Dengan menumbuhkan rasa toleransi dan menanamkan serta menerapkan ajaran Bhinneka Tunggal Ika di dalam diri, sebagai remaja mari kita saling menjabat tangan untuk bersama melangkah maju menuju Indonesia yang lebih sejahtera, lebih aman, tentram dan nyaman.

Sebagai generasi muda kita harus banyak belajar dari pengalaman serta kejadian yang pernah ada. Banyak perselisihan yang akhirnya menimbulkan pertumpahan darah karena ulah pemuda. Itu semua karena pemuda tersebut mengelompokkan diri mereka dalam kelompok yang berbedabeda, seandainya mereka saling mengenal dan berbaur tanpa harus memandang suku dan agama, sepertinya perselisihan yang berujung bentrok tidak sampai terjadi.

Mari sejenak renungkan diri, haruskah perbedaan yang ada menjadi pemecah–belah Indonesia? Tidakkah disayangkan perjuangan leluhur kita dalam mempersatukan pemuda guna meraih kemerdekaan masa dulu? Sampai hatikah kita sia–siakan perjuangan mereka dengan kita mengelompokkan diri kita karena perbedaan suku dan agama? Mari kita renungkan!

Penulis: Dewa Putu Sadewa | Sumatera Selatan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline