Lihat ke Halaman Asli

bahrul ulum

TERVERIFIKASI

Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Bonus Demografi, Antara Suka dan Duka

Diperbarui: 1 Desember 2020   16:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok idntimes.com

Pertambahan penduduk akan terus ada, karena ada kelahiran ada kematian, setiap hari ada ibu hamil, ada juga kegiatan penyelenggaraan pernikahan, mereka yang melangsungkan kehidupan barunya, memiliki target cepat dapat momongan atau menunda kelahiran. Semuanya adalah pilihan hidup.

Penduduk bertambah, jika tidak dikendalikan akan jadi bonus demografi, bertambah penduduk tapi tidak diiringi dengan kesiapan kualitas keluarganya, maka secara otomatis akan menyelisihkan masalah bagi daerah.

Coba anda bayangkan, populasi penduduk jelas semakin bertambah, ada pertambahan karena kelahiran itu sendiri, ada juga karena urbanisasi atau transmigrasi. Usia produktif akan lebih banyak dibandingkan dengan usia lansia, mereka yang lansia jelas target untuk mendapatkan kesempatan dan rejeki juga semakin berkurang, seiring usia bertambah dan penyakit degenertifpun semakin menumpuk, ada yang mengatakan komplikasi ataupun ada juga yang kena serangan jantung ataupun penyakit bawaan obesitas.

Bonus demografi akan meningkatkan tingkat hunian masyarakat, mereka akan mencari biaya hidup dan investasi rumah sebagai modal melangsungkan kehidupan keluarganya, karena tidak ada yang mengatakan enak dan bebas saat hidup bersama dengan mertua atau kedua orangtua disaat hidup bersama, dikatakan kita ini tidak hidup mandiri.

Peralihan lahan dari lahan pertanian sudah mulai berubah fungsi menjadi lahan daratan lalu dirubah lagi menjadi lahan pemukiman penduduk, dan muncul lagi aktivitas kehidupan berkeluarga sesuai siklus kehidupan.

Bonus demografi juga harus dikendalikan oleh Pemerintah Daerah biasanya lewat keluarga berencana dan KB alami, kenapa lewat kB ini, karena alkon yang dipakai dan digunakan ini bisa menjadi alat perencana yang sangat jitu sebagai solusi atas upaya mengurangi ledakan penduduk.

IPM rendah, jelas akan beresiko pada daya saing ekonomi bagi warganya, saat menrrima ilmu pengetahuan menjadi apatis, saat mau mematuhi protokol kesehatan pun kadang tidak mau menerimanya. Belum lagi perilaku kesehatan pada mereka yang berpendidikan rendah, jelas produktivitas juga akan rendah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline