Lihat ke Halaman Asli

Ludruk Harus Menyesuaikan Diri atau Mati

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ludruk. Tak banyak yang mengenal kesenian khas Jawa Timur ini. Sebuah lakon teaktrikal jenaka yang mewakili salah satu dinamika dan representasi masyarakat di tanah jawa. Meski gaungnya tak sekencang acara-acara humor di televisi, kita tetap harus lebih mengenal salah satu akar kesenian yang kental unsur sosial, budaya, hingga politik ini. Hiburan murah bagi kelas menengah ke bawah.

Seperti yang terpapar pada artikel yang dimuat alam desantara.or.id bahwa seiring perkembangan zaman, kesenian yang kerap menjadi media penyampai pesan dan suara-suara vokal pemberontakan ini lambat laun gugur daunnya. Berjaya di tahun 60an namun mulai ditinggalkan. Hingga saat ini, hanya ada 9 kelompok ludruk yang masih bertahan di Jawa Timur. Regenerasi ataukah penikmat yang harus peduli akan rekonstruksi fungsi sosial kebudayaan? Ini dia 9 kelompok tersebut:

No

Nama

Alamat

1

Armada (Eros Djarot)

Ds Rembun Kec. Dampit Malang

2

Perdana (Eko Soepeno)

Ds. Tanjungarum Kec. Sukorejo Kab. Pasuruan

3

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline