Lihat ke Halaman Asli

ikhsan Hokage

Hobi menulis

Aku Dipaksa Memilih Kedua Agama Orang Tuaku

Diperbarui: 2 Juni 2019   02:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namaku Cindy terlahir dari keluarga yang berbeda agama. Ayahku beragama Islam, sedangkan Ibuku beragama Kristen. Walaupun berbeda agama keluarga harmonis selama 30 tahun. Selama itu, ayahku dan Ibuku selalu menghargai budaya agama mereka masing-masing. Baik ayah maupun ibu. dia selaluh menghargai satu sama lain.

Saya tinggal diperemuhan Pondok Indah di Tengah-tengah jantung kota Pasuruan. Kehidupanku disana selayaknya kehidupan seprerti keluarga biasa. Kita sering main dengan tentangga masing-masing. Walaupun kita keluarga yang unik dan sulit membedakan diriku dari etnis cina, sedangkan Ayahku dari etnis jawa.

Rasa kultur budaya masih mengikat dalam pluralisme di Indonesia. Sehingga budaya ini terbangun secara tidak langsung dengan kehidupan keluarga sehari-hariku. Walaupun berbeda agama, tetanggaku masih menghormati kedua orang tua saya. Karena kesopanannya dan dermawan kedua orang tua saya, mereka menganggap kita adalah saudaranya.

Sehingga hampir tiga puluh tahun yang laluh kehidupan keluarga dengan suasana gembira. Kita bermain dengan kedua kakaku. Walupun pada hari minggu aku sering diajak ke Ibu ke Greja. Namun ayahku selalu tidak melarangnya. Dia mala menyuruhku ikut dengan ibuku. Waktuku umur tujuh belas tahun. Saya disidang layaknya sidang skripsi Mahasiswa harus di pertanggung jawabku. Waktu itu, saya harus memilih antara agama Ayah dan Ibu, sedangkan kedua kakaku sudah memilih agama Ibu tinggal aku saja yang belum memilih agama kedua agama orang tuaku ini.

"Hai nak, sudah waktunya kamu memilih Agama ayah atau Ibu?"

Waktu pertanyaan itu diajukan ke diriku.  aku bingung memilih agama Ayah atau Ibu. Padahal Agama mereka selalu baik menurut pendapatku. Kedua kakaku berkedap-kedip matanya. Seolah-olah mereka mau berkonspirasi harus memilih Agama Ibu. Ku jawab dengan lebut dan tak mehngiraukan kedap-kedip kedua mata kakaku. "Bentar Ibu dan Ayah, "aku masi bingung." Aku harus milih Agama mana yang baik diantara Agama ibu dan Ayah. Sedangkan agama kalian ku anggap sudah baik menurut pendapat saya. Tunggu jawabku. Setelah aku pergi ketempat ibadah kalian!"

 "Ya sudah nak, kalau gitu ku tunggu sampai tujuh hari."jawab kedua orang tua.

Selama tujuh hari, aku sering ke Grejah dan Ke Masjid di Kota Pasuruan. Hari pertama, saya rencanakan pergi Gereja. Dan bertanya tentang Pastor disana. Dan saya bertanya-tanya tentang kehidupan dan rancangan Ibada mereka dan Kitab sucinya.

"Mohon Maaf yang mulia, Apa maksud Agama kalian. Kok...ada perjanjian baru dan berjanjin lama." Ku tanya kepada Pendeta Gereja atau Pastor"

Pastor itu, agak  menjawab dengan muka yang tidak enak. Seperti tidak suka dengan keberadaan saya menayakan tentang perjanjian. "Gini nak, Perjanjian di buat oleh Tuhan Yesus dan sedangkan perjanjian Baru di perbaiki ulang seperti undang-undang dasar" Pastor itu menjawab dengan agak kasar dan suaranya lantang.

Ku tanyakan lagi dengan lebut." Mohon Maaf yang mulia."kalau di perbaiki lagi, apakah perjanjian lama tidak suci. Tuanku yang mulia?" Pertanyaan kedua ku ajukan kepada si Pastor penghuni Gereja itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline