Lihat ke Halaman Asli

Peb

TERVERIFIKASI

Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Sumbu Pendek Fadli Zon Ledakkan Prabowo, Beda Ellen Maringka

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14017826081594854912

[caption id="attachment_327232" align="aligncenter" width="620" caption="Foto : https://assets.kompas.com/data/photo/2010/12/29/1139273620X310.jpg"][/caption]

Fadli Zon adalah bintang muda politik kontemporer Indonesia. Dia hadir tepat disaat iklim demokrasi memungkinkan dia jumpalitan bergaya logika terbalik, dan beruntung singgah di partai yang cocok untuk karakternya.

Sebenarnya Fadli Zon satu satu angkatan dengan Budiman Sujatmiko dan Anis Baswedan dalam meniti tahapan politik. Dua bintang muda asal kawah candradimuka Yogyakarta itu telah lama eksis dan kedengaran sejak jaman demokrasi kuda gigit besi ala orde baru.

Hanya dalam perjalanannya sedikit berbeda, Budiman Sujatmiko galak diusia abg, namun adem diusia emas terlebih setelah dia menyelesaikan pendidikannya yang tertunda. Dia pun akhirnya meraih gelar pasca sarjananya di luar negeri. Dia kenyang bergerilya lewat politik bawah tanahnya, mengerogoti pilar dan lantai kebijakan orde baru, dan saat dia muncul tepat di ruang bui ode baru.

Sementara Anis Baswedan, bintang kampus biru mainnya di permukaan. Dia adalah bintang bundaran UGM awal tahun 90-an. Perjuangannya lebih elegan sebagai anak kampus beneran dengan bawa jaket almamater, hampir mirip dengan Fadli Zon di Depok. Sementara Budiman Sujatmiko tak bawa jaket kampus, hanya ada kartu mahasiswa yang kadaluarsa di dompet kumalnya dari satu persembunyian ke persembunyian berikutnya.

Perjalanan waktu, ketiga orang ini bukan lagi hanya sekedar sarjana S1 tapi udah lebih. Mereka rata-rata S4 dan S5 (lulus SD, SMP, SMA, SI, S2). Dari jumlah S itu saja sudah menunjang deret panjang yang terlihat. Seperti kiprah mereka saat ini.

[caption id="attachment_327236" align="aligncenter" width="400" caption="foto :http://www.rimanews.com/sites/default/files/imagecache/article/fadli-zon_pdip-590x442%281%29_2.jpg"]

14017831381034910183

[/caption]

Namun dari ketiga bintang muda itu, sumbu Fadli Zon lah yang paling pendek. Herannya justru saat dia sedang di usia emas. Ini mirip dengan Budiman Sujatmiko saat berusia abg dalam mengayuh dunia politik negeri ini. Fadli Zon terlihat selalu agresif dalam debat, cenderung meledak-ledak dan emosional dengan gaya jumpalitan dan jungkir balik yang bikir kotor jubahnya sendiri. Orang melihatnya jadi gemes pengen nganu. Sementara kedua rekannya, lebih elegan memikul deret S yang panjang itu. Apanya yang salah, ya?

Karakter sumbu pendek Fadli Zon ini bisa dimaknai beragam. Dari cara, sikap dan perangai meledak-ledaknya saat maju ke tampil, serinhkali terlihat lost control. Dia kehilangan konsep tutur sebagai orang sekolahan tinggi. Jadinya seperti tukang obat di tepi jalan yang manas karena tak laku atau obatnya dikembalikan pembeli.

Peluang Prabowo fifty-fifty untuk menjadi presiden di atas kertas. Ya, jelas dong...pesertanya hanya dua orang. Walau di pasar taruhan gelap-gelapan di luar setadiyon, si Jokowi dijagokan menang di leg pertama dan terakhir ini.

Bila Prabowo menang pilpres, tentu Fadli Zon ikut menikmati. Kemungkinan dia akan jadi pejabat publik setingkat menteri. Nah, dengan hulu ledaknya yang tinggi, dikuatirkan dia akan meledak di tempat dan waktu yang tidak tepat dalam membela kebijakan Presiden RI Prabowo Subianto. Ledakan itu membuat hancur citra Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline