Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com

Uji Nyali Tjahjo dan Firli Menghadapi Novel dkk

Diperbarui: 7 Mei 2021   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

detik.com

Uji Nyali Tjahjo Kumolo dan Firli Menghadapi Novel dkk

Menarik, usai Novel dan wadah pegawai KPK berteriak soal pelemahan KPK, padahal hasil test yang tidak lolos, bersifat rahasia. Lucu dan ada yang aneh, ketika si pserta ujian malah lebih dulu tahu hasilnya.

Sama dengan anak sekolah yang sudah tahu tidak lulus, padahal sekolah dan panitia penguji masih diam seribu bahasa. Narasi langsung menyerbu pelemahan KPK. Media yang sama dan sudah biasa Tempo juga menjadikan itu isu utama.

KPK mengatakan itu kewenangan MenPAN RB, wajar sih, Firli tentu tidak nyaman, setiap hari ketemu dengan para pegawai yang bersangkutan. Kadang juga pasti berdiskusi bersama. Bagaimana perasaannya sebagai orang timur ketika menyikapi demikian kan?

Belum lagi, ketika narasi pegawai berintegritas mau disingkirkan makin nyaring bunyinya. Firli juga paham, sejak awal terpilih dia sudah ditolak dengan sangat masif, oleh pihak, yang sama dengan siapa-siapa yang konon tidak lolos ini.  Sangat menarik.

Tjahjo Kumolo, bisa juga menghindar dengan mengatakan, kami ini kan hanya fasilitator, mengadakan seleksi, bukan penentu akhir. Logis juga.

Ingat Tjahjo itu politikus level tinggi. Sejak Orba sudah malang melintang. Jadi menjawab diplomatis begitu saja biasa dan sudah sangat mahir.

Siapa sih yang tidak ngeri diKPK-kan. Nama bisa hancur lebur tanpa bisa diperbaiki lagi. Bisa terjadi pada siapa saja, penyelenggara negara itu sangat rentan.  Ingat sejarah bangsa ini sudah sering membuktikan.

Aneh sebenarnya, orang-orang ini, yang berteriak pelemahan ini sudah mengatakan mau keluar kalau UU KPK baru terbit. Toh masih juga. Sama juga dengan ketika Firli terpilih, masih juga bercokol.

KPK ini entah apa sebutannya, lembga negara, tetapi mau disamakan dengan aparatur negara lainnya emoh. Ketika diuji dan tidak lulus ngambeg. Lha apa bedanya dengan capeg lainnya coba? BUMN bukan, swasta toh yang membeayai negara. Pokoknya aneh.

Belum lagi, kerjanya ngendon satu bidang saja. Padahal  orang, ketika sudah lebih dari tiga tahun biasanya akan bosan, jenuh, dan perlu penyegaran. Baru ada di KPK jabatan melekat seumur hidup. Lembaga negara atau milik pribadi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline