Lihat ke Halaman Asli

Susy Haryawan

TERVERIFIKASI

biasa saja htttps://susyharyawan.com

[Event Semarkutiga] Tips Mendapatkan Pasangan

Diperbarui: 5 Februari 2020   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tips Mendapatkan Pasangan

He..he...pasti akan diledek, nulis tanpa bukti, ya wis ben, toh ini hanya untuk ikut memeriahkan event Kompasianes Semarangan. Artinya, hanya untuk senang-senang semata.

Namun serius juga bisa, dalam maksud, lepaskan konteks dan beri jarak dengan yang menuliskannya. Toh itu sangat mungkin.  Lha nyatanya banyak yang fasih menuliskan sejarah, padahal kan masa lalu. Belum lagi yang pada menuliskan soal surga dan neraka. Lha mati saja kan belum apalagi pengadilan. Artinya, tidak mesti apa yang ditulis itu perlu linier dengan apa yang dihidupi.

Yang jelas bukan sebuah perilaku munafik, ketika yang dituliskan omong suci dan kesalehan, namun perilakunya bertolak belakang. Ranah yang cukup berbeda.

Jika mau mencari pasangan;

Persiapkan diri secara serius. Tujuan untuk apa? Jangan karena semata kata orang atau takut dikatakan menjadi perjaka atau perawan tua, atau jomlo. Memang tetangga memberi makan apa. Kan tidak, itu ekstremnya. Mencari pasangan untuk menikah, ya upayakan telah serius dalam banyak hal, finansial, kejiwaan, dan masa depan itu sudah tergambar.

Pekerjaan mapan. Jangan mengatakan akan datang sendiri. Belum tentu pengalaman orang lain sama dengan jalan dan garis tanganmu. Boleh mendengarkan kata orang, namun jika tidak yakin tinggalkan.

Finansial aman. Beaya untuk berkeluarga itu tidak kecil. Nah, jangan kebanyakan hobi ketika berbicara berkeluarga. Memang sih hobi juga bisa membuat kaya dan menghidupi, namun belum tentu seperti itu. Amankan dulu keuangan.

Jangan juga berkata ada anak ada rezeki atau anak membawa rezekinya sendiri. Boleh berpikir demikian, namun perencanaan juga penting. Sekali lagi, rezeki dan jalan hidup Anda bukan untuk saya, bukan pula untuk kita.

Kedewasaan berpikir dan bertindak. Perbedaan kejiwaan laki-laki dan perempuan itu cukup  kuat. Sering percekcokan, KDRT, dan juga berujung perceraian itu karena prsoalan ini. Cinta akan menjadi jembatan itu belum tentu. Lagi-lagi jalan masing-masing orang berbeda.

Pengorbanan untuk kebahagiaan belum tentu dihayati dengan semestinya. Maka ribut karena berebut. Ini yang perlu kesadaran, itulah kedewasaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline