Lihat ke Halaman Asli

Kerusakan Lingkungan akibat Manusia

Diperbarui: 19 Agustus 2020   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pengertian lingkungan yaitu tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh dan meliputi unsur-unsur yang penting seperti tanah, air, dan udara. Lingkungan sendiri memiliki arti penting dalam kehidupan, misalnya lingkungan hutan dimana setiap tumbuhan dan hewan bisa hidup dengan bebas mencari makan.

Saat lingkungan rusak dan ekosistem hancur maka keseimbangan antara kehidupan satu dengan kehidupan lainnya akan berubah, hal ini memberikan dampak negatif bagi setiap makhluk hidup yang ada disekitarnya.

Saya telah mengobservasi daerah lingkungan saya. Saya telah mengambil dari 2 daerah yaitu Bali dan Jakarta, karena saya telah tinggal dengan kurun waktu yang cukup lama di kedua daerah tersebut. Inilah beberapa masalah dan penyelesainnya menurut saya.

Masalah pertama yang saya temukan dari kedua daerah yaitu penggundulan hutan yang tidak bertanggung jawab. Berdasarkan data resmi yang dikeluarkan pada Mei 2018 yang menunjukkan penurunan tingkat kehilangan hutan di Indonesia sejak tahun 2015.

Menurut data resmi tersebut, deforestasi Indonesia pada 2018 mencapai 440.000 hektar, sedikit lebih rendah dari deforestasi pada 2017 yang mencapai 480.000 hektar. Masalah ini tidak bisa dianggap mudah karena seperti kita yang ketahui bahwa hutan adalah paru-paru dunia dan jika hutan secara terus-menerus tetap ditebang maka jumlah oksigen pun akan berkurang.

Penggundulan hutan juga dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor, karena kegunaan pohon selain untuk menghasilkan oksigen namun juga untuk mengikat tanah agar tidak terjadi longsor.

Tanah longsor seringkali terjadi di Jakarta, yang sering disebabkan oleh kurangnya pohon di sekitar tanah yang terjal. Hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah melakukan reboisasi, yaitu dengan menanam kembali pohon di daerah yang sudah gundul.

Masalah kedua ini adalah banjir. Data gabungan antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Bappenas, BMKG, dan Open Data Jakarta, menurut data tersebut, banjir di awal tahun 2020 diketahui memiliki curah hujan yang lebih tinggi perharinya ketimbang 2013 dan 2015. Yakni 377 mm berbanding 100 mm dan 277 mm.

Banjir bukanlah hal yang asing bagi warga Jakarta, namun tahukah kalian bahwa banjir seringkali disebabkan oleh kita sendiri. Hal yang bisa kita lakukan adalah membuang sampah pada tempatnya karena sering kali ditemukan tumpukan sampah yang membuat air tidak dapat mengalir dengan lancar yang akhirnya menyebabkan banjir.

Masalah ketiga adalah polusi udara. Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) MR Karliansyah menyatakan, tingkat polusi udara di Indonesia menurun sejak pandemi Covid-19.

Polusi udara di Indonesia membaik 42 persen sejak adanya pandemi. Sebesar 78 hingga 80 persen polusi diakibatkan oleh gas buang kendaraan bermotor yang selama ini menjadi moda sehari-hari masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline