Lihat ke Halaman Asli

Mencari Hati Rukmini

Diperbarui: 9 Maret 2021   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Salah satu kegelisahan yang kini menggerogoti kepala Yono cuma satu. Bagaimana caranya agar anak semata wayangnya mau kawin. 

Eh, mungkin bagi sebagian istilah "kawin" kurang cocok dilekatkan pada manusia. Kata beberapa kawan, "kawin" itu saat ini baiknya digunakan untuk binatang saja. Saya ngeri juga mulanya mendengar semacam itu. Karena di lingkungan saya, kata "nikah" tidak cukup populer.  

Baiklah, supaya kisah ini tidak menjadi masalah dikemudian hari. Saya revisi.

Bagaimana caranya agar anak semata wayangnya mau menikah. Anak satu-satunya itu namanya: Rukmini. Usianya kurang lebih 36 tahun. Setelah lulus kuliah, Rukmini bekerja di sebuah kantor pajak. Hingga saat ini. 

Yono sudah berkali-kali menanyakan perihal jodoh itu pada putrinya. Ketika kawan-kawan sebayanya sudah beranak pinak. Ah, mohon maaf lagi bila "beranak pinak" kurang sopan jika dilekatkan dengan manusia. Tapi saya tidak punya pilihan kata selain itu yang tepat.

"Jika nanti waktunya tiba. Aku pasti membawa pilihanku pada Ayah" 

Itu kalimat sakti Rukmini. Berkali-kali dilontarkan jika mendapat serangan Ayahnya.

"Kapan Nduk?"

Yono kehilangan istrinya untuk selamanya. Selepas melahirkan putrinya, kesehatan istrinya memburuk. Tak berselang lama, meninggal dunia. 

Tekad kawan saya itu luar biasa. Ia membesarkan Rukmini seorang diri. Saya yang mulanya tidak yakin dan bahkan sering memberikan nasihat agar Yono mencari ibu baru untuk Rukmini, harus menyerah. 

"Aku akan membesarkan sendiri Nu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline