Lihat ke Halaman Asli

Hasinggahan Lubis

Tenaga Pengajar

Sabar Itu Indah tapi Realisasi Sulit

Diperbarui: 3 Juni 2020   23:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak Covid-19 yang telah mewabah sekitar tiga bulan di seluruh nusantara, hampir setiap hari kita mendengarkan himbauan dari berbagai kalangan, baik ulama maupun pemangku kekuasaan, menghimbau agar masyarakat bersabar, terus bersabar. Sehingga kata itu sudah tidak asing lagi dipendengaran masyarakat,  baik tua  maupun muda.

Apa itu sabar, yaitu sanggup menahan diri dari segala bentuk kesulitan dan kesedihan, atau sanggup menahan diri dari segala yang tidak disukai. Jika demikian untuk melaksanakan tidak semudah mengucapkannya, sehingga Allah mengingatkan dengan firman Nya : Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat menjadi penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Q.S. 2 : 153)

Jika dirinci lebih jauh, sabar dapat diklasifikasikan yaitu : Pertama, sabar dalam menjalankan fardu, kadang masih banyak yang berat melaksanakan salat lima waktu dan mebayar zakat. Kedua, sabar dalam menghadapi musibah, seperti menghadapi virus Corona (Coved - 19) saat ini. Ketiga, sabar dalam menghadapi gangguan manusia, tidak semua orang senang dengan kita, kadang ada yang benci dan bahkan khianat. Keempat, sabar dalam kemiskinan, sebagai dampak Padeami Coved - 19, tidak sedikit orang menjadi miskin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline