Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Tak Cukup Memberikan, Cinta Harus Mengorbankan

Diperbarui: 26 Juli 2022   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Cinta memiliki komponen aktif berupa hasrat untuk memberikan kepada pihak yang kita cintai. Dalam mencintai, hasrat yang dominan adalah memberi, bukan diberi. Melayani, bukan dilayani.

Seseorang sangat mudah memberikan sesuatu yang dapat membahagiakan orang yang dicintai. Pada sepasang kekasih yang saling mencinta, mereka rela memberikan apa saja demi membahagiakan kekasihnya. Aneka hadiah diberikan demi membahagiakan kekasih hati.

Dalam hidup berumah tangga, terlebih pada pengantin baru, suami sangat mudah memberi hadiah kepada istri, atau memberi bantuan yang diperlukan istri. Pun istri sangat mudah memberikan perhatian dan pelayanan kepada suami. Inilah wujud cinta, ada hasrat untuk selalu memberi.

Demikian pula, orangtua akan mudah memberikan fasilitas untuk membahagiakan anak. Ini semua merupakan komponen aktif dari cinta, bahwa cinta mendorong seseorang untuk memberi.

Cinta Harus Berkorban

Namun ada saatnya tindakan memberi berubah menjadi sebuah pengorbanan. Pengorbanan menuntut kita untuk melepaskan apa yang kita sukai, kita butuhkan, dan kita cintai (passive sacrifice). Pengorbanan menuntut kita melakukan sesuatu yang sesungguhnya tidak kita sukai, tidak kita inginkan dan tidak kita cintai (active sacrifice).

Apabila seorang suami memberi hadiah untuk istri dengan uang yang rencananya ia gunakan untuk ikut agenda ke luar negeri bersama teman-teman kantor, maka tindakan memberi itu telah berubah menjadi pengorbanan. Bukan sekedar bernilai pemberian.

Apabila seorang istri memberikan uang yang ia dapatkan dari bekerja, untuk mencukupi kebutuhan suami, padahal uang itu semula akan digunakan untuk membeli kendaraan pribadinya, maka ini adalah pengorbanan. Bukan sekedar pemberian.

Pada contoh pertama, sebenarnya sang suami memerlukan dana untuk bisa berangkat agenda ke luar negeri bersama teman-teman kerja. Namun karena ada kebutuhan istri yang dianggap lebih mendesak, maka uang itu ia berikan kepada sang istri. Ia berkorban untuk tidak jadi ikut keluar negeri.

Pada contoh kedua, sesungguhnya si istri memerlukan dana untuk membeli motor guna melancarkan aktivitas pekerjaannya. Namun karena ada kondisi yang mendesak pada suami, uang itu ia berikan kepada suami. Ia berkorban untuk tidak jadi membeli motor.

Ini adalah contoh dari passive sacrifice. Kita melepaskan sesuatu yang sebenarnya sangat kita perlukan. Demi cinta kita kepada orang-orang terkasih. Kita rela melepas dan memberikan sesuatu yang kita perlukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline