Lihat ke Halaman Asli

Ozy V. Alandika

TERVERIFIKASI

Guru, Blogger

Sound of Borobudur, Membunyikan Kembali Catatan Peradaban Melalui Seni Musik

Diperbarui: 12 Mei 2021   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sound Of Borobudur, Pusat Musik Dunia. Ilustrasi: soundofborobudur.org

"..... Minimal pada abad 8, bangsa ini telah mengenal komposisi, aransemen, progresi, dan segenap aspek musikal yang cukup modern. Jika bangsa Eropa menyatakan kemajuan peradaban melalui sistem orkestra pada musik ansambel pada abad ke-14, maka bisa jadi bangsa kita sudah mendahului mereka 700 tahun sebelumnya..!!!" Trie 'iie Utami

Ketika diri ini mulai berpikir tentang Borobudur, maka muncullah segenap gagas pikir bahwa Candi Borobudur merupakan warisan budaya nasional yang mendunia.

Di dalamnya tersaji kerangka kondisi kehidupan yang mengandung nilai-nilai luhur, budaya, spiritual, juga pengetahuan.

Alhasil, tidak tersanggahkan bila pesona kuil Buddha yang melambangkan alam semesta ini selalu menarik perhatian dunia.

Ya, meskipun di sisi yang sama kita juga tak memungkiri sejarah bahwa candi Borobudur sempat "ditelantarkan".

Sedikit melirik masa lalu, kisah "penelantaran" candi dimulai ketika Raja Mpu Sindok memindahkan ibukota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur sebagai imbas dari serangkaian letusan gunung berapi, tepatnya pada periode tahun 928-1006.

Namun, berawal dari inisiasi Cornelius pada tahun 1814, akhirnya eksistensi Borobudur kembali mengudara.

Ketika mengadakan penelitian, Cornelius melihat segenap batu berukir, arca-arca lepas, hingga banyak batu candi yang masih tersusun rapi di sebalik pohon-pohon rimbun. Syahdan, dilakukanlah pembersihan besar-besaran dengan melibatkan ratusan tenaga kerja.

Pada kelanjutannya, batu-batu relief maupun gapura lepas kemudian dipasang kembali. Begitu pula dengan segenap saluran air (jaladwara), berbagai sisi yang runtuh kemudian disusun agar kembali utuh.

Candi Borobudur. Dok. Ozy V. Alandika (2015)

Melompat menuju era kekinian, atas kontribusi 3 pilar pengembang (masyarakat, pemerintah, dan industri), candi Borobudur pun menjelma menjadi objek pariwisata yang menjadi daya tarik seluruh dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline