Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy

Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

28 Februari 2.268.799, 31 Maret 2.279.378, Hits 3.2 K, Rewards Rp. 9.552

Diperbarui: 9 April 2022   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangkapan Layar Kompasiana

VKBA, Cianjur Jawa Barat | Ini sekedar isi waktu liburan akhir pekan; lagian tak bisa keluar jalan-jalan karena hujan di sekitaran Villa Teman

Gegara, lihat Rewards Kompasiana, saya jadi mikir, "Saya Salah Hitung atau "Mesin Hitung yang Kompasiana Asalan Hitung?" Sebab, ada lebih dari 30 artikel yang saya tulis pada bulan Maret, dengan total pembaca sekitar 7-10.000.

Namun, Hitungan Kompasiana, hanya 3.2 K hits. Lho kok? Katakanlah, jika rata-rata artikel pada bulan Maret 150 hits, maka jumlahnya, lebih dari 3.2 K. Aneh khan. 

Sekedar Info. Tiap tanggal 30/31 saya selalu mencatat jumlah pembaca artikel (saya) setiap bulan. Sekarang ini, rata-rata pembaca artikel saya, total 11.000 pembaca per bulan. Dan, artikel yang terbit pada bulan berjalan 5-7000 pembaca. Tapi, perhitungan Kompasiana, jauh di bawah itu. Prihatin

Ini bukan tentang uangnya, karena sejak awal bergabung dengan Kompasiana bukan untuk kejar itu; melainkan tentang "cara menghitung." Kok jauh bedanya, dengan perhitungan manual pada setiap artikel.

Admin Kompasiana selalu dengan alasan "kecurangan" hits. Sejak lama, saya dan juga yunior yang ngerti IT, berusaha menemukan "Apa yang dimaksud dengan kecurangan hits" tersebut, tapi tak bertemu. And tak mungkin melakukan hits sendiri pada artikel hingga puluhan, ratusan, atau pun ribuan kali. 

Jika Kompasiana gunakan deteksi IP, wah ini mah tak adil namanya. Begini. Katakanlah artikel di Kompasiana dibaca oleh puluhan orang pada satu kantor/gedung. Di kantor tersebut, akses internet by wifi dengan IP yang sama. Namanya juga wifi gratis di office. 

Jika Kompasiana gunakan deteksi IP, maka walau ada ratusan orang di kantor tersebut baca artikel, maka hanya dihitung "satu orang yang baca." Ini jelas tak elok. Lalu?

Pastinya, saya jauh dari "model kejar hits, kejar like, kejar komentar" dengan cara "asal like dan komentar" di Artikel Kompasiana lainnya. Share ke FB, sangat jarang; namun tebar di satu Grup WA dan Broadcast di satu akun Twitter. Itu saja. Buat saya, biarkan apa adanya seperti air sungai mengalir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline