Lihat ke Halaman Asli

Ony Edyawaty

pembaca apa saja

Romansa Seblak yang Menggemaskan

Diperbarui: 24 Juni 2021   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar : cookpad. com

Terus terang awalnya saya geli melihat makanan ini.  Sebagai seorang pengelana cinta yang menemukan tambatannya di daerah Kadipaten Subang, Kerajaan Sunda, seblak buat saya adalah hal yang baru.   Sejenis kerupuk tapioka yang sengaja direndam dalam air, kemudian dimasak berkuah seperti mie rebus.  Strukturnya yang mirip jeli dengan bentuk tidak jelas benar-benar membuat bergidik.  Tapi jangan salah, makanan ini adalah  jajanan signature anak-anak dan orang dewasa di sini.

Kunci kelezatan seblak itu yang pertama adalah, harus dimakan panas-panas.  Kalau sudah dingin tidak akan enak karena kerupuk tapioka menjadi mekar dan menimbulkan sensasi mual.  Kunci yang kedua adalah bumbunya.  Kencur dan kemiri adalah faktor penentu eksistensi seblak, disamping tentu saja garam dan bawang putih.  Tanpa itu semua, seblak hanyalah seonggok kerupuk basah tanpa makna, mirip diriku yang berjalan sendiri tanpa kau di sisiku, halah!

Kunci ketiga, sesuai dengan namanya "seblak" yang berarti menampol dengan cepat dan keras,  harus terasa pedas. Yah, harus sangat pedas.  Memakai cabe inul seperempat kilo untuk dua porsi.  Beberapa teman saya bahkan nekad memakai cabai gendot yang super pedas untuk mendapatkan sensasi klenger seperti habis kena keplak (seblak).  Kalau sudah melewati ketiga kunci tersebut, makanan ini akan memiliki beberapa khasiat.

Khasiat yang pertama yaitu membawa kesegaran instan, terutama pada siang hari saat mengajar di sekolah dengan kepala yang mulai terasa pusing senut-senut.  Semangkuk seblak kuah pedas dengan tambahan ceker ayam akan mengembalikan kegirasan kita seperti tadi pagi. Kalau istilah Sundanya, ceunghar deui (segar lagi).  Oleh karena itulah, seblak dijuluki sebagai ubar janghead (jangar head = kepala /head, jangar, pusing) obat sakit kepala. 

Oh, iya sedikit out of topic,  Sunda culture itu terkenal jahil, iseng tapi kreatif, termasuk dalam kosa kata.  Kami biasa menggabungkan dua kata yang berasal dari bahasa yang berbeda untuk merujuk pada suatu makna.  Contohnya :  melihat pemandangan alam yang hijau = melong green (melong, Sunda artinya melihat, sedangkan green, Inggris artinya hijau).  Mau yang lain?  Kami menamakan mobil angkutan antar kecamatan yang berjenis elf colt dengan trans balarea.  Trans = transportasi; balarea = semuanya.   Canggih dan sangat mengesankan bukan?

Khasiat yang kedua adalah membuat suasana menjadi seru dan meriah karena suara seuhah yang nyaring, dengan mata terpejam dan kepala menggeleng-geleng kepedasan.  Tentu saja lengkap dengan suara orderan minta es teh ke warung sebelah dengan volume maksimum.  Seru pokoknya.

Khasiat yang ketiga, membawa rasa kenyang sekaligus beugah.  Hal itu tidak lain dari efek makan terburu-buru akibat panas dan kepedasan serta tapioka pada kerupuk yang melar di perut.  Jadi kalau habis nyeblak memang jadi pada klenger semua dengan keringat mengucur deras.  Sukurin!

Khasiat yang keempat, terverifikasi sebagai orang Sunda.  Belum disebut urang Sunda kalau belum makan seblak sampai ketagihan.  Berhubung makanan ini merupakan hasil kretivitas endemik tatar Sunda yang tidak ada di daerah lain, maka seluruh rakyat Sunda Empiyer sudah menyatakan seblak sebagai salah satu standar verifikasi minimal.  Ngga setuju? Ya sudah.

Khasiat yang kelima, adalah sebagai wahana kreasi menembus kebebasan finansial (kok kayak taglinenya Dufan ya?).  Seblak adalah jenis bisnis kuliner dengan berbagai kreasi dan variasi rasa yang menakjubkan.  Makanan ini diterima dengan baik oleh segala umur dan segala kalangan.  Mulai dari anak sekolah dan gurunya (ya iyalah memang jajan adalah dunia kita di sekolah), sampai kalangan kantoran yang elit dan resik-resik.  Kreasinya bisa yang sederhana, murah meriah atau dibuat berkelas dan mewah. 

Seblak paling dasar menggunakan telur dan sayuran seadanya, biasanya bawang daun. Namun pada perkembangannya, varian seblak terbaru bahkan memakai tidak hanya sosis dan bakso, tapi juga macaroni, fusilli, rendang sampai daging asap.  Konsepnya tidak jauh dari rasa pedas segar dan aroma kencurnya.  Bayangkan seperti apa kalau pertempuran rasa itu terjadi dalam mulut anda.  Sensasional!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline