Lihat ke Halaman Asli

Berjualan Tanpa Menjual Produk?

Diperbarui: 29 April 2022   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Berjualan Tanpa Menjual Produk? Sekilas, ketika membaca judul, mungkin ini terdengar aneh dan menganggap bahwa judul artikel ini clickbait, lalu berkata dalam hati ; 'Ah, mana mungkin ada orang jualan tanpa menjual produknya? Ini hanya akal-akalan penulisnya saja.'

Pernahkah kalian melihat iklan rokok?
Apakah mereka pernah menampilkan produknya di dalam setiap kampanye yang mereka lakukan?

Hampir tidak pernah dan akan terasa mustahil sekali untuk mereka menampilkan produknya. Ya, karena hal itu disebabkan oleh regulasi yang membatasi mereka dalam berjualan.

Kasihan ya, mau jualan tapi nggak bisa menampilkan produk.

Namun, disinilah sisi kreativitas dikembangkan. Meskipun dengan keterbatasan, faktanya mereka tetap dapat menjual jutaan rokok setiap harinya. Bahkan, si pemilik bisnis dapat menduduki orang terkaya didunia. Wiiih, keren yaa...

Mereka memang tidak menjual produknya secara gamblang, melainkan mereka menggunakan cara terbaik dalam sebuah marketing komunikasi untuk menyampaikan produk mereka kepada masyarakat melalui sebuah kampanye Attitude Branding.

Apa itu Attitude Branding?

Menurut marketinghuddle , singkatnya Attitude Branding merupakan  sebuah proses menciptakan hubungan emosional antara sebuah brand atau perusahaan dengan pelanggan.

Dalam konteks ini, brand maupun perusahanaan ingin melibatkan pemasaran dengan emosi para pelanggan, sehingga tercipta sebuah hubungan emosional yang lebih besar dan terkait di benak pelanggan tentang bisnis ataupun brand mereka.

Ini masih berkaitan dengan salah satu dari 4 P Marketing: "Pemosisian". Emosi tidak selalu berkaitan dengan produk ataupun layanan saja. Bahkan, lebih dari itu. Ini semua tentang perasaan tertentu, gaya hidup maupun identitas pribadi.

Karena perusahaan rokok sudah tidak bisa berjualan secara hard-selling. Maka, digunakanlah strategi Attitude Branding tersebut sebagai gantinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline