Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pulang Kampung

Diperbarui: 30 April 2022   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar https://sukabumizone.com

Sejak lama kusenandungkan rindu, seperti derit bambu yang bergesekan. Pohon randu yang sabar menegur hujan seharian. Gemertak gesekan batu jalan setapak. Serta bisikan dedaunan gugur di halaman yang gusar.

Ah airmata, mungkinkah rahim memanggilku? mana mungkin aku memaksa ibu dalam pesakitan saat melahirkanku?

Sedangkan teman-temanku mulai menanam biji senja. Dinding retak di masjid tempat mengaji telah dihuni rongga. Saat maghrib mengecup dahi Tuhan. Serta dongeng-dongeng purba bagi anak-anak yang bermain di kaki rembulan.

Selalu ada tanya saat pulang ke kampung. Mengapa harus ada do'a kepada Dia? Apakah Ibu melahirkan abu? Sehingga aku pulang tak mungkin berpaling?

Sejatinya kita hanyalah calon debu bagi hamparan detik yang dihembus musim, dan pulang adalah jarum jam yang kembali berputar sepanjang masa, bagi siapa saja.

SINGOSARI, 30 April 2022

Sumber gambar https://sukabumizone.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline