Lihat ke Halaman Asli

SANTOSO Mahargono

TERVERIFIKASI

Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Puisi Berbalas

Diperbarui: 2 Juli 2019   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. isimewa

Bulan tak pernah menagih apapun pada matahari, bahkan keduanya jarang bertemu, pada bukit yang tumbuh perdu, serta kunang-kunang pemalu. Puisi kehidupan selalu dititipkan bulan kepada fajar. Lalu bulan mengajak bintang menemui para perindu yang membeku, memenuhi gelas-gelas penuh gemerlap cinta.

Matahari tetap setia menempuh perjalanan, ia memahami pesan yang disampaikan fajar. Menerangi bukit yang tumbuh perdu, serta hangatnya kepakan kupu-kupu. Puisi kehidupan dibacanya dihadapan senja, sebentar lagi gerimis ikut mengantar kepergian pelangi, mereka akan menjamu pecinta dengan warna-warni asa.

Kita, adalah aku dan kalian, belum ada pertemuan di antara waktu berlalu. Singgah pada bukit yang tumbuh perdu, serta puisi-puisi yang merindu. Puisi kehidupan terserak di ujung fajar, bertemu di muara pada suatu senja. Kita penuhi bersama-sama rindu dan cinta. Puisi berbalas yang khidmat penuh makna.

Singosari, 2 Juli 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline