Lihat ke Halaman Asli

om_nanks

TERVERIFIKASI

nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

Menikah dan (Segera) Hamil

Diperbarui: 30 Januari 2023   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi/pasangan muda dengan hasil test positif (sumber: id.theasianparent.com)

Menikah dan (Segera) Hamil -- Kilas balik di duapuluhan tahun yang lalu. Menikah di usia yang kata orangtua agak terlambat, di usia yang sudah tidak muda lagi. "Ach bodo amat" pikirku kala itu.

Ada benarnya juga nasehat para orangtua kepada generasi muda. Menikah di usia muda, di rentang setelah lulus kuliah S1 atau awal usia 20-an hingga dibawah usia 27 tahun.

Dalam kondisi mandiri secara ekonomi, fisik (kesehatan) yang prima dan mental sedang proses bertumbuh, memang semacam keharusan menurut penulis. 

Mau nunggu apalagi sementara restu kedua orangtua sudah di dapat. Lagian kelamaan bersama akan lebih mendekati perbuatan zina. Mending dihalalin saja.

Siklus hidup manusia, lahir, menjadi anak-anak, sekolah, tumbuh remaja menuju ke dewasa, lulus kuliah, bekerja, berumahtangga dengan menikah dan punya anak, punya rumah, punya mobil, aset melimpah, kemudian menjadi orangtua dengan anak menantu dan cucu-cucu yang lucu, dan  seterusnya hingga wafat.

Pasangan muda yang baru 3 bulan menikah, sang istri dinyatakan positif hamil dan bakal punya momongan. Kehidupan yang ideal banget. Faktanya tidak semua menjalaninya sesempurna itu.

Fulan dan fulanah menikah disaat usia mereka tidak muda lagi, sang pria berusia 30 tahun dan si perempuan berusia 27 tahun.

Hingga duabelas bulan sejak akad nikah dan resepsi digelar, yang ada hanya rasa cemas, stres dan putus asa karena tak kunjung hamil. Jelasnya suasana hati yang tidak bagus dapat berpengaruh terhadap kesuburan (kualitas sperma dan sel telur) dan program hamil.

Sampai bosan membeli testpack kehamilan, selama duabelas bulan di PHP sama testernya.

Belum lagi pertanyaan-pertanyaan yang di ucapkan orang-orang sekitar, ngeri dan nyaris membuat emosi. "Sudah hamil belum?", "Kapan punya anak?", "Sudah ada isinya belum?" (memang tahu isi?, hehehe), "Jangan-jangan kamu man*ul" (yang ini jelas tidak diucapkan di depan orangnya tetapi di forum gibah nasional, hehehe).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline