Lihat ke Halaman Asli

om_nanks

TERVERIFIKASI

nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

Membeli Properti Rumah Tapak Pertama, Kedua atau Ketiga

Diperbarui: 31 Januari 2023   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi membeli rumah.| FREEPIK/JCOMP via Kompas.com

Bulan Januari sebagai pembuka tahun 2023 tentunya dengan harapan baru yang lebih baik.

Menjelang berakhirnya Januari 2023 bertepatan dengan bulan Rajab dalam penanggalan Hijriyah yang diyakini sebagai bulan baik untuk melangsungkan pernikahan sebab akan mendapatkan keberkahan, keselamatan, dan mendapatkan keturunan. Aamiin.

Sementara yang penulis bahas adalah pasca akad dan resepsi pernikahan diantara dua sejoli dan tentunya diantara dua keluarga. Karena tak mungkin sebuah keluarga baru terus menerus tinggal bersama dengan orangtua di pondok mertua (indah).

Waktu yang tepat untuk membeli rumah pertama bagi pasangan muda atau setidaknya pilih berinvestasi pada properti bukan lainnya apalagi mobil.

Bisa jadi merupakan rumah yang kedua, ketiga, dan seterusnya bagi beliau para senior kita yang telah mapan secara ekonomi. Yang bertujuan membelikan anak-anak maupun yang bertujuan untuk investasi jangka menengah dan panjang.

Kali ini penulis akan sedikit berbagi bagaimana "Membeli Properti Rumah Tapak Pertama, Kedua atau Ketiga" sesuai kondisi yang pernah penulis temui.

Meskipun perekonomian belum pulih seutuhnya namun beberapa kalangan sudah mulai melakukan aktivitas usahanya. Geliat properti sudah mulai terlihat dari beberapa kali transaksi jual beli rumah tapak, lahan siap bangun maupun apartement.

Seperti yang disampaikan Media Indonesia.com/ekonomi pada tanggal 28 November 2021 yang lalu dengan judul "Perekonomian Membaik, Sektor Properti Alami Peningkatan Penjualan".

Hampir tiga tahun sejak merebak pandemi global covid-19 melanda dunia, yang juga berdampak pada usaha properti sehingga mengalami koreksi hingga puluhan prosen.

Penurunan tersebut lebih disebabkan oleh penundaan kalangan menengah keatas dalam membelanjakan uangnya terkhusus untuk pembelanjaan kepemilikian properti yang kedua, ketiga, dan seterusnya. Bukan karena daya beli yang tidak ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline