Lihat ke Halaman Asli

Kesia Elisabeth

Seorang anak perempuan yang mati-matian dibahagiakan oleh ayahnya

Kopi Kita

Diperbarui: 8 September 2019   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengenangmu dalam secangkir kopi luwak.

Bukan luwak asli.

Kopi luwak pasaran, yang dijual murah tiap bungkus kecil.

Kesukaanmu.

Rasanya sama. Manisnya sama.

Yang berbeda adalah tanpa adanya kau disisiku.

Setiap kau tawarkan ku kopi : 'mau kopi gak dik? '

aku selalu jawab : 'enggak, makasih.'

padahal jika kau berpaling sebentar saja, yang menyeruput kopimu adalah aku. 

Dan kau pura2 tak melihat, sambil menahan tawa.

Itu sangat manis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline