Lihat ke Halaman Asli

Badut

Diperbarui: 13 Februari 2024   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                                                                                                                                Badut

                                                                                                            Oktavia Purnama Dewi

          Terik  membakar Sebagian lengan tangan Varro di tengah perjalanan pulang pada lampu merah jalanan.

" Wah, sudah telat aku," batin Varro sembari menyeka keringat yang memenuhi keningnya.

Kembali mengayuh pedal sepeda usangnya, Varro dengan sigap Ketika lampu berganti warna hijau. Bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu sudah kebal dengan terpaan badai kehidupan.

" Mak, lapar..." varro menyandarkan sepeda di sebelah rumah kayu miliknya. Rumah yang tak begitu besar hanya dikelilingi pagar agar terlihat rapi saja.

" Ayo makan, dari tadi Emak nunggu kamu", kata Emak dengan tatapan sayu.

" Wow... sayur asem, masakan Emak selalu enak, nanti kalau  Varro sudah bisa cari uang sendiri, Varro masakin opor ayam ya, Mak?"

Emak mengangguk, tangannya mengusap lembut kepala Varro. Matanya terlihat berkaca-kaca. Sejak Varro masih berusia satu tahun, Ayah Varro pamit bekerja di kota, kabarnya ayah Varro mengalami kecelakaan hingga menyebabkan kaki kanannya cidera dan menyebabkan kesulitan dalam bekerja, hingga sekarang tidak pernah pulang dan tanpa kabar.

"Mak, Varro ke rumah Halle boleh ya, ada urusan dikiiitttt", kata Varro sambil mengganti seragam sekolahnya dengan kaus merah bergambar Spiderman.

"Boleh ya, Mak.." ucapnya lagi sambil menjentikan jarinya ala  super hero kesayangannya .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline