Lihat ke Halaman Asli

Okta Nurul Illahi

Mahasiswa Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Hustle Culture, Tren Toxic yang Digemari Anak Muda

Diperbarui: 18 November 2022   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pekerja burnout akibat hustle culture. (sumber: Shutterstock via kompas.com)

Pernahkah anda mendengar kata-kata seperti ini? “Semakin lama anda bekerja, semakin dekat dengan kesuksesan” atau “orang yang hanya kerja 40 jam perminggu tidak akan bisa mengubah dunia”. 

Yap, kata-kata seperti ini sangat sering terdengar, berseliweran di media sosial dan eksis dikalangan anak muda. 

Orang yang mengabdikan hidupnya 24/7 untuk bekerja, dianggap hal yang baik, akan menjamin masa depan yang cerah, dekat dengan kesuksesan. 

Tapi, apakah benar demikian? Apakah dengan bekerja full 24/7 dapat meningkatkan produktifitas, menjamin kesuksesan di masa depan?

Hustle Culture: Tren khalayak muda masa kini

Dewasa ini, fenomena overwork, bekerja penuh 24 jam dalam 7 hari, menjadi tren dikalangan anak muda. Banyak kaum muda yang bangga akan pencapaian seperti lamanya waktu bekerja mereka. 

Kata-kata seperti “lo tau gak, gua sehari-hari itu tidur cuman 3 jam loo” atau melabeli orang-orang yang bekerja dengan jam kerja normal dengan sebutan “ihh, ga orientasi masa depan bangett dia” terdengar normal, bahkan menjadi budaya akhir-akhir ini. Fenomena tersebut lebih dikenal dengan sebutan “Hustle Culture”.

Hustle Culture artinya suatu cara hidup dimana seseorang merasa perlu untuk terus bekerja keras dan beristirahat sejenak sehingga mereka dapat menganggap dirinya sukses. 

Berapa orang menurut gaya hidup ini sebagai “workaholic”. Fenomena Budaya Hustle pertama kali ditemukan pada tahun 1971 dan menyebar dengan cepat terutama di kalangan milenial. 

Fenomena ini membuat seseorang percaya bahwa suatu aspek terpenting dalam hidup adalah mencapai tujuan karir dengan bekerja keras terus menerus.  (OCBC NISP 2021)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline