Lihat ke Halaman Asli

Nuty Laraswaty

Digital Marketer , penulis konten

"Golden Scene" pada Film Infinity War - Marvel

Diperbarui: 28 April 2018   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(playbuzz.com)

Hai, kalian pasti sudah nonton Infinity War. Film Marvel yang ditunggu-tunggu hampir 10 tahun lamanya? Kok begitu? Ya, karena semua karakter. Yah, tidak semuanya sih. Hampir semua karakter muncul dalam Infinity War ini.

Saya termasuk beruntung, mendapat kesempatan menonton film ini empat kali berturut-turut dalam jangka waktu satu minggu. Kesempatan pertama, seperti yang lain, masih terkaget-kaget dengan penyelesaian akhir filmnya. Harap diperhatikan. Ya, terutama penyelesaian akhirnya.

Kesempatan kedua hingga keempat, membuat saya dapat mempelajari alur cerita, dan menemukan "golden scene" film Infinity War. Yang terbaik dari semua, saya letakan paling akhir

Golden Scene pertama:

Saat Peter Parker di baptis oleh Tony Stark di dalam pesawat alien, menjadi anggota terbaru Avengers .

Keren banget aktingnya Tom Holland , berubah dengan cepat namun setiap ekspresinya menunjukan kekagetan, bangga dan terakhir ingat akan tanggung jawab yang besar menantinya. Wah, ngga salah pilih memang Tom Holland memerankan Spiderman.

Ragu-ragu bersikap sebagai remaja tanggung yang selalu mengharapkan persetujuan orang yang lebih tua dan dikaguminya pun terlihat jelas , setiap kali Peter Parker berdialog dengan Tony Stark

Golden Scene kedua :

Saat Thanos harus melakukan tindakan yang sangat mengguncangkan hatinya. Air mata pun bercucuran . namun adegan yang paling menunjukan kehancuran hatinya, saat jeda antara telah dilakukan tindakan Thanos hingga suara yang menunjukan telah selesai atau telah terjadi.

Tanpa melihat adegannya , (apa yang telah dilakukan oleh Thanos itu), kita dapat melihat dari raut muka Thanos hasilnya. Untuk itu saya acungkan jempol untuk pemeran Thanos: Josh Brolin. 

Adegan ini cukup sulit, karena Thanos selalu digambarkan tidak berperasaan, akibat kegilaan dari kejeniusannya. Pola pemikirannya, dapat diterima logika dan perhitungan matematika, namun menghilangkan sisi kemanusiaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline