Lihat ke Halaman Asli

Nuty Laraswaty

Digital Marketer , penulis konten

Alunan Musik dan Dialog Film Wage, Dukung Drama Noir 2017

Diperbarui: 29 Oktober 2017   03:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

"WAGE bukan sekadar biopik melainkan drama noir, cerita perburuan buronan denagn polisi, dan penjahatnya justru WAGE. Banyak hal dalam kehidupannya belum diketahui masyarakat, termasuk sebagai jurnalis dan novelis,' sebut John yang sebagai kolektor , berhasil memiliki sebuah buku langka bertajuk Perawan Desa karya Wage

Undangan yang saya terima

Undangan Press Screening untuk KOPI

Akhirnya Undangan Press Screening pun tiba,  tergabung dalam KOPI, saya dan teman-teman turut terundang untuk kembali meliput Film Wage.

Saat hadir di lantai dasar Gd. Jakarta Theater. Para tamu undangan, disuguhi properti untuk berfoto dan dapat berimajinasi menjadi Sutradara, perekam hingga bergaya di layar tv yang memuat pemutaran trailer Film Wage. Para tamu undangan banyak yang tertegun. Ada yang dengan semangat langsung berfoto dan memuatnya dalam akun media sosialnya, namun adapula yang terdiam mengamati dan baru setelah dipersilahkan oleh penjaganya, baru memberanikan diri berfoto 

Ibu Fatmawati Sukarnoputri-dokumen pribadi

Bersama teman-teman KOPI-dokumentasi pribadi

Pemutaran FILM Wage

Acara dimulai tepat waktu, jam 12.30 WIB, para tamu undangan diminta masuk ke dalam teater , kemudian dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza. Gelappun , saat lampu dimatikan dan layarpun muncul Film Wage.

Sayapun langsung dibawa ke tahun 1928 , dengan sinematografi, dialog film  dan lagu-lagu yang digubah oleh M.Subchi Azal Tsani, produser eksekutif sekaligus komposer musik Film Wage. Melodinya sangat menyentuh hati dan bagi saya , terasa pas menemani adegan demi adegan dalam Film Wage.

Film Wage seolah pas menjadi tontonan untuk usia remaja dan telah memahami sedikit sejarah mengenai Wage. Alur cerita bergerak padat dan melompat adegan demi adegan, yang mungkin hanya dapat difahami oleh orang yang telah mengetahui sedikit mengenai Wage. Apabila belum mengetahui , sama sekali, akan terasa alur cerita agak membingungkan.

Saya sendiri termasuk penggemar film ala drama kelam , seperti Les Miserables, sehingga sangat menikmati adegan demi adegan. Namun beberapa penonton, mulai mengeluh lelah menonton dan anak-anak mulai memainkan hp nya, beberapa penonton ada yang meninggalkan kursinya. Durasi film 127 menit, mungkin juga menjadi penyebabnya . 

Setelah selesai pemutaran Film Wage, para tamu undangan, diminta hadir ke ruangan untuk santap bersama dan tanya jawab Film Wage

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline