Selama 11 hari Festival Film 100% Manusia berlangsung lancar. Meskipun dilaksanakan di tengah situasi demonstrasi saat itu, panitia tidak menghentikan acara. Berbagai program berjalan seru dengan kehadiran para narasumber dan pengunjung dari tanggal 4-14 September 2025. Tibalah Festival Film 100% Manusia resmi ditutup pada Minggu 14 September 2025, di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta.
Sesampainya di lantai 2 Grand Sahid Jaya Hotel, sudah dipenuhi oleh orang-orang. Saya pun segera registrasi dan mendapatkan satu tiket bertulisan 100% TADAA. Pada closing ceremony memang diputarkan 2 film kejutan. Namanya juga kejutan, panitia nggak mengumumkan judul filmnya, sekali pun di media sosial Festival Film 100% Manusia.
Sebelum masuk ke ruangan Candi Panataran, bisa melihat pameran foto dari eksibisi Lost Childhood. Pameran ini bagian dari Festival Film 100% Manusia di Jakarta dan Yogyakarta. Foto hasil jepretan fotografer Ukraina bernama Roman Pashkovskyi menggambarkan kisah anak-anak Ukraina yang dipindahkan dan diculik secara paksa oleh Rusia.
Bring Kids Back UA merupakan inisiatif strategis presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bertujuan untuk mengembalikan anak-anak Ukraina yang dideportasi dan dipindahkan secara paksa oleh Federasi Rusia. Foto-fotonya sederhana, hanya bagian mata saja. Namun dari pancaran mata itu terlihat penderitaan anak Ukraina dari kekejaman Rusia. Ada 8 foto berjejer terpajang.
Jejeran foto Lost Childhood. Dok. Foto pribadi
Sekitar jam 5 sore ruangan dibuka dan bagi yang sudah punya tiket bisa masuk segera. Seluruh bangku terisi penuh alias ful house. Acara penutupan dihadiri oleh Ibu Venny Wijaya, General Manager Grand Sahid JayaH otel, Kurnia Dwijayanto, Direktur Festival, Meninaputri Wismurti, Film Program Director,Sugar Nadia dari Dewan Kesenian Jakarta, serta sejumlah film maker tamu dari dalam dan luar negeri.
"Dengan segala keterbatasan dan perubahan yang terjadi sepanjang berjalannya festival, kami sangat berterima kasih, kepada para mitra, dan terutama penonton, yang tetap hadir dan mencari kami untuk hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan 100% Manusia, " kata Kurnia Dwijayanto.
Lalu Sugar Nadia mengatakan "Festival ini memberi ruang penting bagi film dan diskusi seputar isu-isu kemanusiaan. Kehadirannya di Jakarta menandai bahwa kota ini tidak hanya ruang metropolitan, tapi juga ruang refleksi dan solidaritas".
"Merupakan kehormatan bagi kami untuk menjadi bagian dari festival yang membawa nilai inklusif, toleransi, dan kemanusiaan. Semoga kerja sama ini bisa berlanjut di tahun-tahun mendatang," ujar Venny Wijaya.
Para tamu narasumber. Dok. Foto 100% Manusia
Sambil deg-degan nunggu film kejutan diumumkan, Kurnia Dwijayanto mengumumkan Audience Award yaitu film A Tale of Two Nomads karya sutradara Daphne dari kategori 100% Its Ok-Not Ok. Film ini mengisahkan Wang dan Ming yang berusaha memberikan persembahan berupa kapal sembahyang kepada orang tua mereka, namun aturan pemerintah yang melarangnya karena masalah lingkungan menjadi penghalang. Serta Si Paling Rebel Award by Taco Bell dimenangkan oleh Vivere Pericoloso karya Gugun Arief.