Lihat ke Halaman Asli

Nurohmat

Pembelajar

Belajar dari Kisah Little Frog

Diperbarui: 13 Agustus 2020   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tuan dan Puan yang budiman, mungkin Tuan dan Puan pernah mendengar dongeng Little Frog. Dongeng tersebut menceritakan tentang serombongan katak kecil yang sedang mengikuti lomba memanjat menara. Lomba tersebut ditonton oleh seluruh katak dari berbagai negeri dan diliput oleh seluruh media massa tingkat dunia katak.

Selama lomba berlangsung penonton bersorak sorai, berteriak  hingga terdengar oleh peserta lomba. Teriakan penonton beragam, ada yang menyemangati dan ada juga  yang  bernada negatif. Namun, sebagian besar penonton meneriakkan kata-kata yang negatif. 

Sebagian penonton ada yang meneriaki: "wah itu mustahil". Ada juga yang berteriak: " Pasti mereka satu persatu akan terjatuh sebelum sampai finish". Sebagian lagi ada yang ngenyek dengan kata-kata yang berbau SARA.

Di awal perlombaan  berlangsung sangat sengit, tampak katak kecil yang menjadi peserta lomba saling kejar mengejar. Namun, rupanya teriakan penonton sangat mengganggu psikologis peserta lomba. Teriakan-teriakan bernada negatif cenderung lebih terdengar oleh segerombolan katak kecil peserta lomba.

Alhasil, satu persatu katak peserta lomba tumbang terjatuh dari menara. Sebagian ada yang langsung mati di tempat, sebagian lagi ada yang harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit. 

Namun, rupanya  tersisa seekor katak kecil yang masih mengikuti lomba, wajahnya flat, tidak tampak aura sedih ataupun gembira. Dan ternyata, dialah katak satu-satunya yang berhasil mencapai puncak menara. Dialah, sang juara.

Setelah katak kecil sang pemenang lomba itu turun dari menara, wartawan dari berbagai media massa dunia katak merangsek untuk mewawancarai sang juara tersebut. 

Berbagai pertanyaan meluncur tertuju kepada katak kecil sang juara tersebut. Namun, semua pertanyaan yang diluncurkan oleh wartawan tersebut tak ada yang dijawab oleh sang katak kecil. Apakah yang terjadi Tuan dan Puan? Rupanya katak kecil sang pemenang lomba panjat menara itu seekor katak yang tuli.

Pelajaran Apa yang dapat Tuan dan Puan ambil dari kisah di atas? Ya, untuk meraih prestasi, untuk mencapai tujuan yang kita harapkan, terkadang kita tidak perlu menanggapi  perkataan negatif yang melemahkan. 

Seorang yang ingin berhasil harus fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Segala bentuk gangguan dan suara-suara sumbang tidak usah diambil hati. 

Untuk urusan kebaikan, keadilan, dan capaian prestasi kita perlu belajar dari katak kecil yang tuli itu, abaikan penonton yang senantiasa berteriak dengan suara sumbang, jangan diambil hati apalagi sampai represi. Tuan dan Puan,  fokus saja untuk terus berkarya dan menebar  kebaikan. Semangat.

Cirebon, 13 Agustus 2020
Oleh : Nurohmat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline