Lihat ke Halaman Asli

Syukur Vs Insecure

Diperbarui: 11 Maret 2024   04:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://www.canva.com/design/nurhasanah

"Sudahkah anda bersyukur hari ini?"

Sebuah kalimat yang mungkin terdengar klise di telinga kita, namun jika kita benar-benar berpikir maka maknanya tidak akan pernah habis terpikir. Bagaimana tidak ketika kita hendak mencari alasan untuk bersyukur, ingatlah Allah SWT menjawab dalam Al-Qur'an:

" "

Artinya: "Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman:13)

Bahkan ayat tersebut diulang hingga 31 kali dalam surat Ar-Rahman. Tentunya bukan tanpa maksud, pada surat tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT menantang manusia untuk jujur dalam membaca dan menghitung kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada kita. Mulai dari kesehatan, bernapas, mendengar, merasakan, dan lainnya. Tentu itu semua tak bisa diukur dan dihitung dengan menggunakan angka dan kadang lupa untuk kita syukuri.

Fenomena saat ini, seiring dengan berkembangnya teknologi di media sosial membuat orang berlomba-lomba menunjukkan jati diri mereka. Dengan meng-update paras, kejadian, aktivitas serta pencapaian yang ditampilkan di akun media sosial. Mereka biasanya menampilkan hal-hal yang baiknya saja tentunya yang dapat meningkatkan personal branding bagi mereka.

Hal ini tentunya memiliki dampak positif bagi pengguna, namun disamping itu dapat juga berdampak negatif bagi kesehatan mental seseorang yang merasa bahwa dirinya tidak bisa mencapai apa yang orang lain capai, seperti yang ditampilkan di media sosial dan inilah yang dinamakan insecure.

Insecure adalah sebuah kondisi mental seseorang yang membuat mereka merasa tidak percaya diri, sehingga timbul rasa minder, cemas dan takut secara berlebihan serta memiliki kekhawatiran tentang masa depan. Seseorang juga akan cenderung membanding bandingkan dirinya dengan orang lain.

Dampak dari perasaan insecure dapat menyebabkan seseorang abai terhadap nikmat yang Allah SWT berikan terhadap dirinya. Ketika seseorang merasa tidak aman atau tidak puas dengan diri sendiri, mereka cenderung fokus pada kekurangan atau kegagalan mereka, daripada menghargai hal-hal positif serta berbagai kenikmatan yang ada dalam hidup mereka.

Selain itu perasaan insecure juga memiliki dampak dapat membuat seseorang terperangkap dalam siklus negatif dimana mereka terus-menerus membandingkan diri mereka dengan orang lain atau menyoroti hal-hal yang kurang dalam hidup mereka. Akibatnya, mereka kehilangan perspektif tentang hal-hal baik yang mereka miliki serta dapat menutup kemungkinan-kemungkinan baik yang dapat mereka manfaatkan. Bagaimana bisa bersyukur bila yang menjadi tolok ukur kebahagiaan kita itu adalah pencapaian orang lain?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline