Lihat ke Halaman Asli

nur faizza

mahasiswa

Implementasi Program Bank Sampah (Berkah Mandiri) dan Dampaknya terhadap Ekonomi Lokal, Lingkungan, dan Dinamika Sosial di Desa Sukamaju, Jawa Barat

Diperbarui: 1 Mei 2025   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bank Sampah yang ada di Desa Sukamaju, Jawa Barat (Sumber: JabarEkspres.com)

Tantangan pengelolaan sampah menjadi masalah yang semakin mendesak di seluruh dunia, dan Indonesia tidak terkecuali. Pertumbuhan populasi dan pola konsumsi yang linear, di mana sumber daya diekstraksi, diproduksi, digunakan, dan kemudian dibuang, telah menyebabkan penumpukan sampah yang besar, mencemari lingkungan, dan membebani sistem pengelolaan sampah saat ini. Dalam situasi seperti ini, ide circular economy muncul sebagai paradigma alternatif yang menjanjikan. Circular economy menekankan penggunaan sumber daya yang berkelanjutan melalui pengurangan limbah, penggunaan kembali barang, daur ulang, dan pemulihan energi. Banyak inisiatif circular economy mulai muncul di Indonesia, menunjukkan adanya kesadaran dan upaya untuk mengubah sistem ekonomi menjadi yang lebih kuat dan ramah lingkungan. Program bank sampah, pembangunan sistem agroforestri yang terintegrasi, dan metode pertanian urban yang memanfaatkan limbah organik sebagai sumber daya adalah beberapa contoh inisiatif ini. Studi kasus program Bank Sampah "Berkah Mandiri" di Desa Sukamaju, Jawa Barat, akan menjadi fokus penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang luas tentang peluang dan kesulitan menerapkan ekonomi sirkular di tingkat lokal dengan menganalisis operasional, dampak ekonomi, kontribusi lingkungan, dan pengaruh sosial dari program ini. Selain itu, penelitian ini akan berbicara tentang bagaimana model yang berhasil seperti Bank Sampah "Berkah Mandiri" dapat disesuaikan dan diterapkan dalam ekonomi petani Indonesia tradisional, mengingat peran besar sektor pertanian dalam perekonomian dan potensi limbah organik yang dihasilkannya.

Pentingnya Bank Sampah "Berkah Mandiri" adalah cara kerjanya yang melibatkan seluruh masyarakat Desa Sukamaju. Proses ini dimulai dengan warga menjadi nasabah bank sampah. Setiap pelanggan diberi buku tabungan atau sistem pencatatan digital untuk merekam semua transaksi yang mereka lakukan. Baik pelanggan membawa sampah mereka langsung ke unit bank sampah di tingkat desa maupun mereka mengumpulkannya secara berkala oleh petugas bank sampah di tingkat kelompok atau rumah tangga. Sampah diklasifikasikan berdasarkan jenisnya: plastik (berbagai jenis), kertas, kardus, logam (besi atau aluminium), dan kaca. Untuk mempermudah proses daur ulang selanjutnya dan meningkatkan nilai jual sampah, proses pemilahan sangat penting. Setiap jenis sampah ditimbang menggunakan timbangan yang terkalibrasi di unit bank sampah. Harga pasar yang berlaku untuk setiap jenis sampah menentukan nilai ekonominya. Jumlah yang disetorkan akan dikreditkan ke dalam akun digital nasabah atau buku tabungan mereka. Setelah dikumpulkan dalam jumlah besar, sampah ini akan dibeli oleh pengepul atau langsung dibeli oleh industri daur ulang yang membutuhkan bahan baku ini. Sampah kemudian dikembalikan kepada pelanggan sesuai dengan nilai sampah yang mereka setorkan. Biasanya, sebagian kecil dari keuntungan dialokasikan untuk pengeluaran yang berkaitan dengan operasi bank sampah, seperti gaji pengelola, pengeluaran transportasi, dan pemeliharaan fasilitas. Selain itu, tidak jarang bank sampah menggunakan sebagian keuntungan mereka untuk kegiatan sosial atau pemberdayaan masyarakat di desa, yang memiliki efek yang lebih luas di luar aspek ekonomi dan lingkungan. Kesuksesan Bank Sampah "Berkah Mandiri" bergantung pada partisipasi masyarakat yang aktif dan struktur operasi yang jelas.

Bank Sampah "Berkah Mandiri" telah meningkatkan ekonomi masyarakat lokal Desa Sukamaju. Secara langsung, program ini memberi orang-orang yang sebelumnya mungkin tidak memiliki nilai ekonomi dari sampah rumah tangga mereka sumber pendapatan tambahan. Bank sampah menghasilkan uang dari penjualan sampah yang terkumpul, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau bahkan ditabung. Data transaksi bank sampah dapat menunjukkan bahwa keluarga yang aktif berpartisipasi dalam program ini menghasilkan peningkatan pendapatan rata-rata. Selain itu, operasi bank sampah memberi beberapa warga desa peluang kerja. Pengelola diperlukan untuk mengatur bank sampah, mencatat dan menimbang, dan mengawasi penjualan sampah. Di tingkat lingkungan rumah tangga, terkadang juga muncul pekerjaan informal terkait pengumpulan dan pemilahan sampah. Selain itu, kesuksesan Bank Sampah "Berkah Mandiri" memiliki potensi untuk mendorong aktivitas ekonomi lain di wilayah tersebut. Misalnya, munculnya bisnis kecil yang menggunakan barang daur ulang atau layanan pengolahan sampah skala kecil. Ada kemungkinan peningkatan daya beli masyarakat sebagai akibat dari aliran dana dari penjualan sampah, yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan sektor perdagangan dan jasa lokal. Oleh karena itu, Bank Sampah "Berkah Mandiri" tidak hanya menangani masalah lingkungan tetapi juga membantu masyarakat memperkuat ekonominya, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sukamaju.

Bank Sampah "Berkah Mandiri" meningkatkan dinamika sosial dan membangun modal sosial di Desa Sukamaju selain menguntungkan ekonomi dan lingkungan. Bank sampah menjadi tempat orang dari berbagai latar belakang bekerja sama dan berinteraksi satu sama lain. Kegiatan sehari-hari di bank sampah, seperti menimbang sampah atau mengadakan pertemuan anggota, memberi orang kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain, berbagi informasi, dan membangun hubungan sosial yang lebih erat. Bank sampah sering kali berhasil karena tokoh masyarakat, perangkat desa, dan relawan yang aktif berpartisipasi, menunjukkan rasa solidaritas dan kepedulian terhadap lingkungan desa. Selain itu, program ini meningkatkan rasa kepemilikan masyarakat dan menanamkan rasa tanggung jawab mereka terhadap lingkungan sekitar. Ketika warga melihat sampah yang mereka kumpulkan memiliki nilai ekonomi dan dapat bermanfaat bagi desa, mereka lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Kesuksesan Bank Sampah "Berkah Mandiri" dapat digunakan sebagai contoh dan inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengadopsi strategi yang sama. Bank sampah dapat membentuk jaringan yang dapat membantu orang bertukar pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam pengelolaan sampah. Oleh karena itu, bank sampah tidak hanya menangani limbah tetapi juga menanamkan rasa solidaritas, kepedulian sosial, dan semangat gotong royong di masyarakat Desa Sukamaju.

Dalam ekonomi petani tradisional Indonesia, model Bank Sampah "Berkah Mandiri" dapat disesuaikan dan diterapkan. Sektor pertanian menghasilkan banyak limbah organik, seperti sekam, jerami, sisa panen, dan kotoran ternak, yang dapat menyebabkan masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Namun, pengelolaan limbah organik dapat dioptimalkan dengan memasukkannya ke dalam sistem bank sampah. Untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan, limbah organik dapat diolah menjadi kompos berkualitas tinggi yang dapat digunakan kembali. Ini akan mengurangi ketergantungan kita pada pupuk kimia dan meningkatkan hasil pertanian secara keseluruhan. Selain itu, petani dapat menggunakan biogas yang dihasilkan dari limbah ternak sebagai sumber energi alternatif di rumah mereka. Bank sampah juga dapat berfungsi sebagai platform untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Misalnya, mereka dapat mendorong petani untuk menggunakan kemasan yang lebih ramah lingkungan yang dibuat dari bahan daur ulang yang dikelola oleh bank sampah. Selain itu, bank sampah juga dapat membantu mempromosikan produk olahan limbah pertanian, seperti pupuk kompos atau produk kerajinan yang terbuat dari bahan alami. Untuk mengimplementasikan dan mengembangkan model bank sampah, modal sosial yang kuat dan tradisi gotong royong yang masih ada di masyarakat petani tradisional sangat berharga. Model Bank Sampah dapat menjadi alat untuk pemberdayaan ekonomi, peningkatan produktivitas pertanian yang berkelanjutan, dan pelestarian lingkungan yang sangat relevan bagi industri pertanian Indonesia jika disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan unik komunitas petani.

Studi kasus Bank Sampah "Berkah Mandiri" di Desa Sukamaju, Jawa Barat, menunjukkan manfaat circular economy di tingkat masyarakat. Selain mengatasi masalah sampah, program ini juga meningkatkan ekonomi lokal melalui penciptaan pendapatan dan lapangan kerja, memperbaiki kondisi lingkungan melalui pengurangan limbah dan peningkatan daur ulang, dan memperkuat dinamika sosial dan modal sosial di masyarakat. Selain itu, keberhasilan model Bank Sampah "Berkah Mandiri" membuka peluang untuk perubahan dan penerapan dalam ekonomi petani konvensional Indonesia. Di sana, ada banyak peluang untuk penguatan ekonomi berbasis komunitas dan pemanfaatan limbah organik. Akibatnya, membangun dan mendukung program circular economy seperti bank sampah di seluruh Indonesia merupakan langkah penting menuju pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan berwawasan lingkungan. Untuk menemukan model adaptasi yang paling efektif dalam konteks ekonomi petani tradisional, penelitian lebih lanjut diperlukan. Selain itu, dampak jangka panjang dari inisiatif circular economy dievaluasi pada skala yang berbeda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline