Lihat ke Halaman Asli

Agustian Deny Ardiansyah

TERVERIFIKASI

Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tradisi "Bakdo Kupat" dan Manfaatnya bagi Masyarakat

Diperbarui: 19 April 2024   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketupat dan Makanan Pendampingnya. (Sumber: SHUTTERSTOCK/ISMED_PHOTOGRAPHY_SS via Kompas.com)

Tepat pukul 06:30 pagi atau Rabu (17/04/24) masyarakat di Dusun Suka Maju, Kabupaten Bangka Selatan berduyun-duyun menuju surau.

Hal itu dilakukan karena akan diadakan tradisi "Bakdo Kupat" yang diikuti oleh seluruh warga kampung.

Tua, muda, anak-anak, bapak dan ibu dengan senang hati membawa bekal dari rumah masing-masing untuk dikumpulkan menjadi satu di surau tempat acara akan dilaksanakan.

Bekal pun tidak ditentuan, namun biasanya warga kampung akan membawa salah satu bekal yang menjadi ciri dari tradisi bakdo kupat yaitu "ketupat".

Selain itu, bekal biasanya juga berupa makanan yang telah disiapkan oleh masyarakat seperti olahan ayam, ikan, sayur, kue dan makanan yang dikenal di daerah lain.

 Bekal Dalam Tradisi Bakdo Kupat. (Sumber: Agustian Deny Ardiansyah/Dokpri)

Setelah semua masyarakat berkumpul dan dirasa cukup kemudian seorang tetua kampung akan memimpin doa untuk mengawali acara tersebut.

Setelah doa dilantunkan dan diakhiri dengan petatah-petitih dari tetua kampung kemudian masyarakat mulai menyantap bekal makanan yang telah dibawa bersama semua orang yang hadir.

Masyarakat Menyantap Bekal Dalam Tradisi Bakdo Kupat. (Sumber: Agustian Deny Ardiansyah/Dokpri)

Bakdo kupat atau Lebaran Ketupat adalah tradisi masyarakat jawa yang erat hubunganya dengan syiar islam yang dikenalkan oleh sunan kalijaga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline