Lihat ke Halaman Asli

Nur Laili Rahmawati

Guru / Penulis

Dalam Diam Aku Tersipu #2

Diperbarui: 16 Maret 2022   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Aku bawa.... " kataku sejurus kemudian. Kuambil sebuah botol dari dalam tasku dan kuminum secara perlahan. Kulihat Agustin tampak kecewa dan memasukkan kembali botol yang sedari tadi dipegangnya.

"Ga apa apa kok... " kataku menghibur kedua sahabatku ini.

"Aku yang tadi ga hati hati...." Kataku kemudian, sembari tersenyum.

Setelah kami beristirahat sejenak kamipun berjalan bersama menuju kantin. Waktu yang beranjak siang tidak begitu terasa, karena kami berjalan menyusuri koridor. Posisi kantin yang berada dibelakang kampus membuat kami bisa dengan leluasa menikmati makanan sembari melepas penat. Pemandangan sawah yang tampak asri memberi kesan alami, seakan memanjakan mata, apalagi lukisan gunung yang melatarinya seakan membuat kita tak mau beranjak dari tempat ini.

Deg..... darahku berdesir, ketika kusadari ada sepasang mata yang sedari tadi mengamatiku. Kualihkan pandanganku, menghindari tatapan mata setajam elang yang tentunya akan menghadirkan kembali luka yang telah lama kucoba untuk mengobatinya. Luka yang tumbuh bersamaan dengan perasaan yang sulit untuk aku ungkapkan. Kembali kufokuskan pada celoteh riang teman temanku. Meski akupun tak bisa sepenuhnya berkonsentrasi pada percakapan mereka, anganku melayang pada sosok yang sangat kukenal. Sosok yang pernah mengisi hari hariku, sosok yang selalu hadir dalam mimpi dan hayalanku.

"Huhhhh...... " ku hempaskan kasar nafasku

"Kenapa.... " Agustin sepertinya menyadari ketika aku mulai jengah dengan suasana yang ada. Sambil mengedarkan pandangannya ia mencoba mencari-cari alasanku, karena ia tau pasti aku tak akan menceritakan apa yang ada dalam benakku.

"Ga apa apa.... " jawabku, sambil kuseruput minuman yang ada di depanku. Diam diam akupun mulai mencuri pandang, sesekali kulirik dengan sudut mataku sosok yang sedang asyik menikmati makanan dengan teman temannya. Sosok yang hadirnya selalu mampu mengaduk aduk emosi ku. Tersentak aku saat tiba tiba ia pun melihat ke arahku. Buru-buru kupalingkan wajahku, kututupi perasaan gugup dan gelisahku dengan menghabiskan minumanku dengan cepat.

"Buru-buru amat.... "seloroh May ketika mendapati aku menghabiskan minumanku dengan sekali teguk.

"Iya..... " jawabku singkat.

"Jadi mau langsung ke perpustakaan...." Tanya May kemudian.

Belum sempat kujawab pertanyaannya ketika kusadari sosok yang sedari tadi diam diam aku perhatikan, mulai melangkahkan kakinya ke arahku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline