Lihat ke Halaman Asli

Menguak Eksotisme Tanah Sunda

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13649618041427678696

Dimuat di Majalah Pendidikan Online Indonesia, Rabu/3 April 2013

http://mjeducation.co/menguak-eksotisme-tanah-sunda/

Judul: The Wisdom of Sundaland

Penulis: Anand Krishna

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Cetakan: 1/2012

Tebal: ix + 200 halaman

ISBN: 978-979-22-8657-1

Harga: Rp60.000

Dalam tradisi masyarakat Maluku ada istilah pela dan gandong. Pela mengacu pada persahabatan berdasarkan kesadaran bahwa seluruh umat manusia bersaudara. Sementara, gandong merupakan pertemanan berdasarkan kekerabatan, hubungan darah, agama, dan kepercayaan semata. Ketika pela ditempatkan di atas gandong, terjalin relasi inklusif nan harmonis. Tapi tatkala gandong lebih superior ketimbang pela, konflik bernuansa SARA pun menghantui.

Dari Sabang sampai Merauke, kepulauan Nusantara memiliki 300-an suku dan etnik. Dalam konteks kemajemukan tersebut, semangat kebangsaan perlu dikedepankan ketimbang sentimen primordial. Bahkan ternyata ajaran para leluhur begitu universal. Misalnya, masyarakat di Sulawesi (Celebes), mereka memakai dedaunan dan biji-bijian dalam ritual Puang Matoa Saidi. Daun hijau merepresentasikan tubuh, sedangkan bebijian menyimbolkan jiwa. Tujuannya senantiasa mengingatkan manusia pada integrasi raga-sukma.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline