Pada saat nama Hinca Panjaitan dipilih Pak SBY sebagai Sekjend Partai Demokrat, Ruhut, salah satu jubir partai sekaligus pendukung berat Pak SBY dan Pak Jokowi, meminta agar sang Sekjend mundur dari jabatan waketum PSSI. http://m.galamedianews.com/nasional/25381/ruhut-hinca-panjaitan-harus-mundur-sebagai-waketum-pssi.html
Salah satu pertimbangan Bang Ruhut adalah posisi PSSI yang sedang perang dingin dengan Menpora/pemerintah. Sebagai seorang yang dekat baik kepada Pak SBY maupun Pak Jokowi, Ruhut merasa kurang elok kalau PD yang bertekat untuk mandiri dan tidak terikat baik koalisi MP maupun koalisi IH menghadirkan sekjend yang sekaligus berlawanan dengan pemerintah.
Tapi tampaknya usulan Ruhut ini tidak digubris oleh Hinca..dan juga Pak SBY yang tetap mengijinkan Hinca berada di dua sekoci ini. Terbukti kedua jabatan itu tetap disandang. Hal ini jelas berbeda dengan Sekjend sebelumnya, Mas Ibas, yang melepaskan keanggotan di DPR agar bisa fokus jadi sekjend partai.
Sebuah organiasi politik, peran Sekjend memang sangat penting karena relatif yang menjalankan roda ornanisasi secara harian itu berada pada tangan Sekjend. Ketua parpol biasanya lebih menjadi simbol pemersatu dan membut keputusan vital..yang semuanya disiapkan Sekjend juga.
Mungkin karena PD hanyalah partai kecil dan tidak punya urusan banyak, Sekjendnya bisa nyambi jadi Waketum PSSI. Ta heran, di gelaran pilkada ini ada beberapa daerah yang punya calon tinggal karena salah satunya PD tidak berani mengajukn calon. Walaupun ada kasus ini, Sang Sekjend tidak bersuara apapun...:( eh, malahan memberi konpers tentang akan digulirkannya kembali ISL.
Begitulsh Hinca..jadi Sekjend gak bisa menghasilkan calon untuk menantang petahana..jadi waketum PSSI, eh Sepakbola Indonesia juga dibekukan.
Ruhut memang selama ini suara yang sehat dan masuk akal dari PD in...sedangkan Hinca ya kembali hanya duri dalam daging dalam pembenahan sepakbola